JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah masih berupaya menurun prevalensi stunting hingga berada di angka 14 persen pada 2024. Dalam prosesnya, tercatat masih ada 5,8 juta balita yang teridentifikasi mengalami masalah gizi.
Plt Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Budiono Subambang menjelaskan, angka stunting di Indonesia hingga 2023 masih berada di angka 21,5 persen.
“Perlu strategi percepatan dan fokus pada upaya pencegahan melalui pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting,” ujar Budiono kepada wartawan, Senin (1/7/2024).
Baca juga: Prabowo Bakal Bentuk Badan Gizi Nasional untuk Urus Program Makan Siang Gratis
Hingga 1 Juli 2024, kata Budiono, pemerintah telah melakukan intervensi serentak di 300.000 posyandu.
Dari situ, tercatat sudah 17,1 juta balita yang sudah diukur tinggi dan berat badannya, sebagai bagian dari penanganan stunting.
“Nah itu yang bisa dicapai tentu ya untuk pelaksanaan, dengan beberapa catatan lah ya. Dalam catatan ini ada 5.839.101 yang balita bermasalah gizi,” kata Budiono.
Dari jutaan balita bermasalah gizi tersebut, lanjut Budiono, terdapat 220.275 balita yang dianggap perlu mendapatkan penanganan segera.
“Harus diintervensi gitu,” ucap Budiono.
Baca juga: Kubu Ganjar-Mahfud Anggap Prabowo Tak Paham Stunting dan Gizi Buruk
Diberitakan sebelumnya, pemerintah menargetkan angka penurunan stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa target tersebut adalah target yang ambisius.
Pasalnya, angka stunting masih berada di kisaran 21,5 persen pada akhir tahun 2023, meski capaian tersebut sudah meningkat dari sebesar 37,6 persen 10 tahun lalu.
Menurut Jokowi, tingginya target penurunan stunting justru memacu seluruh pihak berkontribusi. Jika target tidak tinggi, penurunan stunting pun akan terkendala.
Baca juga: Menkes: Masalah Gizi Balita di Indonesia Masih Cukup Tinggi
"Bukan hal yang mudah menurunkan angka yang tadi saya sampaikan. Memang target kita 14 persen, itu memang sangat ambisius sekali. Tapi kalau enggak, kita enggak akan kerja keras untuk mencapai itu," kata Jokowi dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional Tahun 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/4/2024).
Jokowi menyebutkan, mengatasi stunting membutuhkan butuh kontribusi semua kementerian/lembaga karena ada beberapa penyebab stunting, mulai dari masalah ekonomi, kesehatan lingkungan, pernikahan dini, hingga air bersih.
"Ini pekerjaan tidak gampang tapi dari 37 melompat ke 21 itu saya juga harus mengapresiasi, menghargai kerja keras seluruh kementerian, daerah, semuanya," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.