JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menjelaskan alasan kenapa konser grup band Coldplay di Indonesia pada tahun lalu hanya bisa digelar selama satu hari.
Menurut Presiden, penyelenggara konser Coldplay di Indonesia tidak bisa menambah hari konser karena terhalang proses perizinan.
Dengan demikian, Coldplay hanya bisa manggung di Jakarta pada 15 November 2023 saja.
"Saya ingat, konser Coldplay. Indonesia dapat, memang dapat. Tapi hanya 1 hari, hanya 1 hari. Singapura dapat 4 hari. Penuh (penonton) tambah lagi jadi 5 hari. Penuh, tambah lagi jadi 6 hari," ujar Jokowi dalam sambutannya di peluncuran Digitalisasi Pelayanan Perizinan Penyelenggaraan Event di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (24/6/2024).
"Sekali lagi, yang nonton itu separuh adalah dari Indonesia. Saya pastikan lebih dari separuh dari Indonesia, karena di sini tiketnya baru 20 menit saja sudah habis, tapi mau nambah tidak bisa. Kenapa? saya tanya ke penyelenggara, karena memang urusan perizinan kita ruwet," ujar dia.
Baca juga: Coldplay Menggoda dengan Singel Baru Mereka “feelslikeimfallinginlove”
Padahal, kata Jokowi, ia mendapatkan informasi bahwa kualitas suara soundsystem saat Coldplay menggelar konser di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta lebih baik jika dibandingkan dengan saat konser di Singapura.
Mantan Gubernur Jakarta itu menyatakan, kualitas soundsystem Indonesia itu perlu diapresiasi. Namun, soal perizinan yang ruwet harus segera diselesaikan.
"Yang saya dengar kualitas suara soundsystem waktu Coldplay di GBK dengan yang di sana (Singapura) itu bagus yang di sini. Ini yang harus kita tepuk tangani. Tapi hanya dapat sehari. Inilah yang harus kita selesaikan," ungkap Presiden.
Selain soal konser Coldplay, Presiden Jokowi juga menyinggung perihal konser Taylor Swift di Singapura yang digelar selama enam hari berturut-turut.
Dalam sehari, durasi konser penyanyi asal Amerika Serikat itu digelar selama tiga jam di Singapura.
Jokowi pun menekankan, Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang bisa menggelar konser Taylor Swift selama enam hari.
"Yang nonton saya yakin lebih dari separuh itu orang Indonesia. Karena penggemar Taylor Swift kalau kita lihat di Spotify Indonesia itu 2,2 juta orang," ujar dia.
Baca juga: Jokowi Singgung Konser Taylor Swift di Singapura, Beri Contoh soal Cepatnya Perizinan Event
Penjelasan Kepala Negara itu membuat hadirin yang terdiri dari pejabat Polri, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan para pejabat negara tertawa.
Presiden Jokowi lantas melanjutkan, konser Taylor Swift di Singapura saat itu digelar tiga jam setiap harinya.
Ratusan ribu penonton dari berbagai negara pun hadir di Singapura.
"Sekali lagi, saya pastikan separuh orang Indonesia, mungkin bahkan yang ada di sini, hadir di sana," kata Jokowi yang langsung disambut tepuk tangan hadirin.
Baca juga: Jokowi Singgung Ada Kementerian Matikan Perizinan Online, Berujung Ditangkap KPK
Akibatnya, kata Jokowi, ada capital outflow atau aliran dana dari Indonesia ke Singapura, sehingga negara kehilangan uang yang dibelanjakan masyarakat di luar negeri.
Bukan hanya belanja tiket konser, tetapi juga untuk akomodasi, transportasi, wisata terkait dan sebagainya.
"Kenapa sih selalu yang menyelenggarakan itu Singapura? Karena kecepatan melayani, kecepatan dalam mendatangkan artis-artis (internasional) tadi. Dukungan pemerintah baik itu akses, keamanan dan lainnya," ucap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.