Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan menjadi salah satu gerbang perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.
Baca juga: Dompet Dhuafa Gelar Pesantren Kilat dan Nuzulul Quran bersama Warga Binaan Rutan Pondok Bambu
Gagasan pendidikan berkelanjutan GREAT Edunesia ke depan adalah the philanthropy edupowerment; keberlanjutan dan tata kelola dampak; kolaborasi multistakeholder; pengembangan kurikulum karakter, pengetahuan, dan keterampilan; pengutamaan kearifan lokal dan pemerataan wilayah; dan responsif terhadap isu pendidikan.
Mulyadi mengatakan, program Merdeka Belajar pihaknya beri judul Pendidikan yang Tak Kunjung Menemukan Jalannya.
“Maka, hari ini merupakan aksi kami melalui program pendidikan Dompet Dhuafa. Hardiknas kami maksimalkan untuk belanja ide bersama. Jelang usia 32 tahun Dompet Dhuafa, GREAT Edunesia ingin merencanakan program maupun kurikulum khas Dompet Dhuafa,” tuturnya.
Adapun Dompet Dhuafa mengelola 12 program, di antaranya STIM Budi Bakti, Kampus Bisnis Umar Usman, Institut Kemandirian, IDEAS, Institut Magnificent Zakat, Beastudi Indonesia, Perguruan Islam Al Syukro Universal, Sekolah SMART Cibinong, Sekolah Pengembangan Insani dan SfR (School for Refugee), Sekolah Guru Literat, serta Plan and Meal.
Untuk diketahui, persoalan akses pada pendidikan formal Indonesia saat ini baru tuntas di jenjang pendidikan dasar.
Baca juga: Lewat Care Visit, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Kenali Budaya Penerima Zakat Produktif di Pontang
Kesempatan meraih pendidikan menengah dan tinggi masih menyisakan banyak tantangan yang kompleks.
Harapan pemerataan kualitas pendidikan juga masih terkonsentrasi di Pulau Jawa dan sedikit di kota-kota besar lainnya.
Ketua Kampus STIM Budi Bakti Dompet Dhuafa Rina Fatimah mengatakan, permasalahan akses pendidikan Angka Partisipasi Kasar-Perguruan Tinggi (APK-PT) tidak berkembang dalam lima tahun terakhir.
“Biaya pendidikan tinggi, kualitas lulusan pendidikan tinggi yang menganggur (akar masalah skill mismatch), solusi masa depan PT perlu dukungan kebijakan, pembiayaan, serta wadah kemitraan dan revisi kurikulum,” katanya.
Selain akses, masalah kualitas dan pemerataan harus menjadi isu besar dalam transformasi pendidikan di Indonesia.
Baca juga: Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Paparkan 4 Perilaku yang Harus Dimiliki Pekerja Kemanusiaan
Transformasi tersebut harus memiliki orientasi yang kuat terhadap perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM). Jika tidak, kesenjangan akan selalu terbuka lebar.
Perkembangan teknologi dan lanskap industri, krisis akibat pandemi, perubahan iklim, serta pergeseran geopolitik dunia telah menyebabkan disrupsi besar termasuk terhadap dunia pendidikan.
Untuk menghadapi tantangan perubahan, diperlukan proses adaptasi yang cepat dan sistematis.
Pascapandemi, tingkat kemiskinan tetap menanjak. Hal ini ditambah ketimpangan ekonomi juga semakin melebar.
Di sisi lain, kemiskinan dan ketimpangan ekonomi adalah akibat langsung dari adanya kesenjangan dalam memperoleh akses pengetahuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.