Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Kompas.com - 19/04/2024, 14:46 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) I Laksda Yoos Suryono mengatakan bahwa jajarannya akan membuat kajian agar kapal patroli yang dibeli Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dari Italia, bisa ditempatkan di wilayah Koarmada I.

Diketahui, pada bulan Maret lalu, Kemenhan menandatangani kontrak pembelian dua unit kapal Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) atau Offshore Patrol Vessel (OPV) dari galangan kapal Fincantieri, Italia.

“Kemarin kontrak untuk FREMM class dari Italia, memang di Koarmada I kami membutuhkan kapal-kapal OPV sejenis itu, karena konsentrasi geografi dan luas wilayah yang jadi tanggung jawab Koarmada I, terlebih Laut Natuna Utara,” kata Yoos Suryono usai serah terima jabatan tiga jabatan strategis Koarmada I di Pondok Dayung, Jakarta Utara, Kamis (18/4/2024), dikutip dari tayangan Kompas TV.

Terlebih, menurut Yoos, banyak ancaman berasal dari utara Indonesia seperti pengungsi Rohingya dan banyak kegiatan ilegal di Selat Malaka.

Baca juga: Kemenhan Beli 2 Kapal Patroli Lepas Pantai dari Italia Seharga Rp 20,3 T

Kajian Koarmada I tersebut nantinya akan diserahkan Panglima Kormada RI Laksdya Denih Hendrata dan Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muhammad Ali.

Terkait disetujui atau tidak, Yoos mengatakan, jajarannya menyerahkan sepenuhnya kepada Markas Besar TNI AL.

“Namun keputusannya tetap dari Mabes AL, akan ditempatkan di Armada I, Armada II, atau Armada III,” ujar Yoos.

Laporan Fincantieri menyebut bahwa Kemenhan membeli dua kapal patroli lepas pantai kelas Paolo Thaon itu dengan dana 1,18 juta euro atau sekitar Rp 20,3 triliun.

Kepala Biro (Karo) Humas Sekretariat Jenderal Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha mengatakan, unit pertama dijadwalkan dikirim ke Indonesia pada Oktober 2024.

“Berdasarkan kontrak yang telah disepakati, rencana pengiriman kapal pertama pada bulan Oktober 2024, sementara kapal kedua dijadwalkan akan tiba pada April 2025. Kesuksesan negosiasi kontrak ini merupakan wujud nyata upaya Kemenhan RI untuk memastikan kebutuhan pertahanan maritim nasional dapat terpenuhi dengan optimal,” ujar Edwin melalui keterangan tertulis pada 17 April 2024.

Baca juga: Spesifikasi Kapal Patroli yang Dibeli Indonesia dari Italia, Bisa Diubah Jadi Fregat

Siaran pers Fincantieri menuliskan, kapal PPA memiliki berbagai fungsi, mulai dari patroli, penyelamatan di laut, operasi perlindungan sipil, hingga dijadikan kapal tempur garis pertama.

Kapal PPA juga bisa diubah sebagai kapal fregat sejenis FREMM (Frigate European Multi-Mission).

Kemudian, kapal tersebut memiliki panjang 143 meter dan lebar sekitar 16,5 meter, serta bermuatan sekitar 170 personel.

Fincantieri menugaskan mitra industrinya, Leonardo, untuk penyesuaian sistem kapal apabila ingin dijadikan sebagai kapal kombatan.

Baca juga: Mengintip Kecanggihan Dua Kapal Perang Rp 20,3 Triliun yang Dibeli Kemenhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com