Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Megawati Belum Terima Hasil Pilpres, Pengamat: Prabowo dan Jokowi Belum Diterima Langsung

Kompas.com - 12/04/2024, 16:19 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai bahwa Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI-P belum menerima atau mengakui Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024, meski Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani mengunjunginya di kediaman Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat pada Rabu (10/4/2024).

Dedi mengatakan, hal tersebut lantaran dua tokoh utama yang berseberangan langsung dengan Megawati pada Pilpres 2024, yaitu Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum diterima secara langsung.

Diketahui, Prabowo maupun Jokowi belum berkunjung ke kediaman Megawati pada momentum Lebaran 2024.

"Dan situasi ini belum gambarkan penerimaan Megawati atas hasil Pilpres, terbukti Megawati belum menerima Prabowo atau Jokowi secara langsung," kata Dedi kepada Kompas.com, Jumat (12/4/2024).

Baca juga: Rosan Sambangi Teuku Umar 2 Kali, Pengamat: Tidak Otomatis Artikan Megawati Terima Hasil Pilpres 2024

Dedi lantas mengatakan bahwa belakangan diberitakan media massa tentang pertemuan tokoh-tokoh politik pasca-Pilpres 2024.

Menurut dia, jika Megawati dan Prabowo jadi bertemu, lantas dilanjutkan dengan Jokowi, bisa dikatakan sebagai pertemuan beruntun.

Namun, dia mengatakan, berkunjungnya Rosan ke Teuku Umar seolah menandakan masih alotnya negosiasi antara Megawati dan Prabowo untuk bertemu.

"Sehingga diperlukan perantara (yaitu Rosan). Bisa saja Rosan membawa pesan khusus dari Prabowo atau sekaligus Jokowi untuk Megawati," ujar Dedi.

Di lain sisi, Dedi melihat satu tokoh lainnya yang memegang peran penting tentang rencana pertemuan Megawati dan Prabowo, yaitu Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.

Baca juga: Prabowo Lambaikan Tangan Saat Ditanya Rencana Pertemuan dengan Megawati

Menurut dia, kedatangan Rosan ke kediaman Megawati juga melibatkan peran Puan di dalamnya.

Namun, dia menduga kuat bahwa Puan tidak mewakili kepentingan Megawati maupun PDI-P.

"Bisa saja (Puan) pembuka pintu Rosan dari kubu Prabowo, tetapi ini tidak mewakili kepentingan Megawati atau bahkan PDI-P. Puan bisa saja mewakili dirinya sendiri yang masih ingin duduk di ketua DPR, dan bisa saja tawaran konkritnya dengan berhasil mempertemukan atau menggabungkan PDI-P ke Prabowo," kata Dedi.

Lebih lanjut, Dedi juga melihat komunikasi model ini akan berlangsung lama.

Oleh karena itu, dia meyakini pertemuan Megawati dan Prabowo belum akan terlaksana hingga sidang paripurna DPR sebelum mengakhiri masa sidang periode ini.

"Dan, pesan Rosan bisa saja belum mengarah pada aspek koalisi, baru soal menghentikan laju hak angket yang memang sudah mulai tidak direspons oleh Puan Maharani sebagai ketua DPR," pungkasnya.

Baca juga: Jimly Sebut Amicus Curiae Megawati Bisa Dipertimbangkan Hakim MK di Sidang Sengketa Pilpres

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com