Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Ribut, Suasana Batin Prabowo-Megawati-Jokowi Sudah Satu

Kompas.com - 12/04/2024, 16:01 WIB
Tatang Guritno,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Publik diminta menunggu, tanpa perlu meributkan wacana pertemuan calon presiden pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Demikian pula dengan pertanyaan apakah Presiden Joko Widodo bisa berjumpa dengan Megawati.

Sekretatis Tim Kerja Strategis (TKS) Prabowo-Gibran, Idrus Marham lalu menyebut, saat ini kedua kubu sudah memiliki kesamaan cara pandang, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk berjumpa.

“Akhir-akhir ini kan yang selalu diramaikan, kapan sih pertemuannya Prabowo dan Mbak Mega, Pak Jokowi dan lain sebagainya?” ujar Idrus di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (12/4/2024).

Baca juga: Rekonsiliasi Jokowi-Megawati, Politikus PDI-P Singgung Pagar Pembatas

“Tokoh-tokoh tersebut hanya persoalan waktu saja, persoalan momentum saja. Tetapi, visi mereka, suasana kebatinan mereka sebenarnya sudah satu,” sambung dia.

Menurut Idrus, Megawati, Prabowo, dan Jokowi pernah bekerja sama untuk membangun Bangsa.

Ia menceritakan, kejadian itu berlangsung saat Partai Gerindra dan PDI-P sepakat mengusung Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 silam.

Maka, Idrus menganggap, tak sulit membuat tiga tokoh itu kembali duduk bersama setelah Pilpres 2024 ini.

“Saya ingin mengatakan bahwa mereka belum ketemu bukan karena persoalan perbedaan ideologi, bukan perbedaan konsep, tapi masalah strategi,” papar dia.

Idrus kemudian menjelaskan, urusan strategi itu mesti dipertimbangkan. Misalnya, bagaimana komunikasi yang harus disiapkan untuk pendukung kedua belah kubu.

Baca juga: Dikabarkan Akan Bertemu Prabowo, Arsjad Rasjid: Nanti Dong...

Hal itu penting agar masyarakat tidak menganggap pertemuan itu merupakan pengkhianatan politik.

“Harus merawat suasana kebatinan mereka (pendukung)," kata Idrus.

"Sebab, kalau tidak, secara serta merta pendukung-pendukungnya pasti memvonis bahwa pimpinan ini, dari partai ini, tidak boleh dipercaya karena mengkhianati aspirasi,” imbuh dia.

Diketahui PDI-P dan Gerindra masih terus memberikan sinyal positif untuk menjajaki pertemuan Prabowo dan Megawati.

Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyatakan istana tengah mencari waktu untuk pertemuan Jokowi dan Megawati.

Di sisi lain, politikus muda PDI-P Aryo Seno Bagaskoro mengatakan, adanya "pagar pembatas" untuk kader yang melanggar prinsip-prinsip kepartaian.

Baca juga: Rosan Sambangi Teuku Umar 2 Kali, Pengamat: Tidak Otomatis Artikan Megawati Terima Hasil Pilpres 2024

Hal itu disampaikan ketika merespons kemungkinan pertemuan Megawati dan Jokowi.

"Nah hal-hal semacam ini yang sebenarnya mendefinisikan kader atau bukan. Jika itu dilanggar, itulah yang bisa menciptakan 'pagar pembatas'," kata Seno kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com