Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Hotman di MK, Debat dengan BW sampai Cincin Bikin Hakim Penasaran

Kompas.com - 04/04/2024, 11:17 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi salah satu anggota tim kuasa hukum Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hotman Paris Hutapea, menjadi salah satu yang menarik perhatian dalam sidang sengketa hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Rabu (4/4/2024) lalu.

Di dalam sidang itu, perdebatan antara Hotman dan kuasa hukum dari pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Bambang Widjojanto (BW), sampai harus ditengahi oleh Hakim Konstitusi Saldi Isra.

Perdebatan itu terjadi karena Hotman dianggap lebih dulu mencibir Bambang. BW yang merupakan mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kemudian membalas ledekan Hotman.

Mulanya Hotman bertanya kepada saksi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI apakah pembahasan kesalahan pada Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU RI masih penting.

Baca juga: MK Panggil 4 Menteri Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Saya Belum Pernah Se-Optimistis Ini

Alasannya adalah Sirekap hanya sebatas alat bantu buat memaparkan proses rekapitulasi Pilpres kepada masyarakat dan tidak bisa digunakan buat mengubah jumlah suara pasangan calon tertentu.

"Yang dipakai (KPU) dalam pengumuman final penghitungan suara adalah manual dan berjenjang, bukan hasil dari Sirekap. Masih perlu enggak Bapak kuliah di sini? Masih perlu enggak kita bahas Sirekap? Masih perlu enggak saksi menjawab dari Pak Refly dan Bambang yang selalu ngeyel tentang Sirekap ini?" tanya Hotman.

Hakim Saldi Isra kemudian menanggapi pernyataan Hotman. Menurut dia pembahasan Sirekap penting karena dicantumkan dalam berkas gugatan kubu Anies-Muhaimin dan Capres-Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan tak bisa diabaikan.

Baca juga: Momen Hotman Paris dan BW Saling Ejek di Sidang MK, Sampai Ditengahi Hakim Saldi Isra


"Kami Mahkamah berkepentingan mendapat penjelasan soal ini. Jangan dianggap kehadiran orang itu tidak penting, kami menganggap penting jadi jangan persoalkan kehadirannya lagi," kata Saldi.

"Jadi kita jangan mengabaikan ya, menganggap ini tidak ada pentingnya, itu keliru juga. Kalau enggak, enggak usah datang aja ke sini," tegas Saldi.

BW kemudian sempat menyela pernyataan Saldi buat membalas pernyataan Hotman. Namun, Saldi cekatan buat menghentikan adu argumen itu supaya sidang kembali berjalan.

Meski demikian, Bambang tetap mengungkapkan apa yang ingin dia sampaikan.

Baca juga: Kuasa Hukum Anies-Muhaimin Sindir Hotman dkk Kurang Kuasai Hukum Acara MK

"Maksud saya pernyataan 'ngeyel' itu juga enggak pantas diucapkan," tutur Bambang. "Sudah saya sampaikan," balas Saldi.

Bambang kemudian melontarkan sindiran kepada Hotman padahal sudah dihentikan oleh Saldi.

"Hot-Man!" seloroh Bambang.

Mendengar ucapan itu, Saldi Isra tersenyum dan tampak menahan tawa dari balik mikrofonnya.

Sedangkan tim pembela kubu Prabowo-Gibran, meliputi Hotman, Otto Hasibuan, dan Yusril Ihza Mahendra tertawa hingga terlihat gigi-giginya. Sidang lantas berlanjut dengan jawaban saksi dari KPU RI.

Baca juga: Di Sidang MK, Bawaslu DKI Ungkit Lagi Deklarasi Kepala Desa Dukung Gibran

Terpukau cincin

Hal menarik lainnya dari sidang di MK kemarin adalah aksesori yang dikenakan Hotman sampai mencuri perhatian Hakim Konstitusi Arief Hidayat.

Dikutip dari Tribunnews.com, saat itu Hotman tengah menyampaikan pendapat yang menyatakan dia sejalan dengan pandangan Arief soal Sirekap.

Sebab hasil Sirekap tidak digunakan KPU sebagai penghitungan rekapitulasi suara melainkan melalui cara manual berjenjang.

Dalam menyampaikan pendapatnya, Hotman kemudian memberikan gestur tabik kepada Arief.

Baca juga: Soal Usulan agar MK Hadirkan Kapolri dan Presiden, Mahfud: Terserah Hakim

Pada saat Hotman menyampaikan pendapatnya, Arief tiba-tiba memotong dan melontarkan pernyataan di luar konteks pembahasan dalam sidang.

"Sebentar saudara Hotman. Sebentar saudara. Tadi saat mengirim tabik cincinnya bagus-bagus itu," kata Hakim Arief Hidayat kepada Hotman sambil tersenyum.

Mendengar hal itu, Hotman sempat tertawa dan menghentikan penyampaian pendapatnya sebentar.

Baca juga: 4 Menteri Akan Hadir di Sidang MK, Mahfud: Independensi Bisa Dinilai Sesudah Tampil

Lalu, ia melanjutkannya lagi kemudian untuk mengajukan pertanyaan kepada ahli yang dihadirkan KPU.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Hari ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Hari ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Nasional
Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Nasional
Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Nasional
Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Nasional
Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Nasional
Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Nasional
Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Nasional
Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Rumah Warga Terdampak Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Jokowi Minta Relokasi Rumah Warga Terdampak Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Nasional
JK Sampaikan Duka Cita Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

JK Sampaikan Duka Cita Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Nasional
PKS: Kami Berharap Pak Anies Akan Dukung Kader PKS Sebagai Cagub DKJ

PKS: Kami Berharap Pak Anies Akan Dukung Kader PKS Sebagai Cagub DKJ

Nasional
Pilih Bungkam Usai Rapat dengan Komisi X DPR soal UKT, Nadiem: Mohon Maaf

Pilih Bungkam Usai Rapat dengan Komisi X DPR soal UKT, Nadiem: Mohon Maaf

Nasional
Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Nasional
Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Nasional
Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com