Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Unik Saksi di Sidang Sengketa Pilpres: Bawa Karung Beras Berlogo Prabowo-Gibran, Minta Tak Banyak Ditanya

Kompas.com - 03/04/2024, 07:27 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

"Sudah jadi bagian alat bukti?" tanya Suhartoyo.

Memed mengatakan bukti itu telah diserahkan kepada tim hukumnya. Oleh karena itu, dia minta Suhartoyo tidak banyak bertanya lagi.

Baca juga: Momen Saksi Ganjar Minta Jangan Banyak Ditanya yang Bikin Ketua MK Ketawa

"Udah Pak, jadi saya enggak ngarang-ngarang Pak, karena sudah disumpah tadi pagi. Saya orang Islam lagi puasa, jangan banyak pertanyaan yang berat-berat nanti yang lain, saya jelaskan itu," ujar Memed.

"Lho, Bapak di sini untuk ditanya," kata Suhartoyo.

"Saya enggak ngerti yang lain-lain, selain dari pada yang saya alami, saya enggak bisa ngarang, ngurangi," kata Memed lagi.

"Iya, sudah, enggak ditanya lagi, ditanya lain nanti," jawab Suhartoyo sambil tertawa.

Suhartoyo kemudian berpindah kepada saksi lain, sambil masih tertawa kecil dan mengulum mulutnya untuk menahan tawa.

Baca juga: Diminta Kubu Ganjar-Mahfud Jadi Saksi MK, Kapolri: Kalau Hakim MK Undang, Kita Akan Hadir

Enggan bocorkan nama tetangga

Suprapto, seorang saksi lain, menunjukkan sekarung beras berlogo Bulog ke dalam ruang sidang sengketa Pilpres 2024.

Karung beras itu disebut sebagai barang bukti telah dibagikannya bantuan sosial (bansos) untuk pemenangan pasangan calon (paslon) nomor urut 2, Prabowo-Gibran, di wilayahnya.

Karung beras itu dicetak dengan stiker berdesain Prabowo-Gibran, lengkap dengan nomor urut 2 yang mereka sandang pada Pilpres 2024.

Setelah disumpah sebagai saksi, Suprapto bercerita bahwa awalnya seseorang menghampiri rumahnya pada sore hari.

“Saya sedang beristirahat jam 15.00 ada ucapan assalamualaikum,” katanya di hadapan majelis hakim.

Baca juga: Saksi Ganjar Tunjukkan Beras Berlogo Bulog Berstiker Prabowo-Gibran di Sidang MK

Tamu tersebut diterima oleh istri Suprapto yang belakangan diketahui merupakan kepala lingkungan (kepling).

"Yang bernama Supriyadi, menyatakan ini ada beras, bansos, tapi nanti untuk 02 ya jangan lupa ya,” ujarnya.

Suprapto lantas mengaku berang dengan hal tersebut. Dia merasa dihina karena dirinya merupakan eks pengurus pimpinan anak cabang (PAC) PDI-P di wilayahnya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com