Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Ungkap Celah Bisa Dimanfaatkan Jokowi Bersaing Jadi Ketum Golkar

Kompas.com - 19/03/2024, 18:33 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti senior Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menganggap terdapat celah yang bisa menjadi pintu masuk jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) bergabung dan masuk dalam bursa Ketua Umum Partai Golkar.

Menurut Firman, hal yang menjadi celah buat dimanfaatkan demi keuntungan politik Jokowi adalah sikap Partai Golkar dengan lingkaran kekuasaan.

Partai Golkar selama ini jarang bersikap berhadap-hadapan dengan kekuasaan atau menjadi oposisi dan selalu memilih mendukung pemerintahan.

Hal itu juga berdampak kepada proses suksesi kepemimpinan Golkar. Para tokoh yang menjabat ketua umum Golkar merupakan mereka yang memiliki hubungan erat dengan lingkaran kekuasaan.

Baca juga: Dukungan ke Airlangga Mengalir Saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan Jadi Ketum Golkar

“Saat ini pun tidak ada celah friksi antara Golkar dan Jokowi. Saat ini justru menjadi menjadi momen yang bagus bagi Jokowi untuk masuk Golkar,” kata Firman seperti dikutip dari Kompas.id, Selasa (19/3/2024).

Akan tetapi, Firman menilai jika Jokowi memang memutuskan bergabung dengan Golkar maka kemungkinan dia langsung diberi jalan buat bersaing dalam bursa ketua umum bisa terbuka, walaupun peluangnya sempit, akibat pola relasi antara parpol dan penguasa yang cenderung harmonis.

Di sisi lain, jika hal itu terjadi maka kemungkinan bakal terjadi gejolak di tubuh Golkar.

Baca juga: Jokowi dan Gibran Diisukan Masuk Golkar, Hasto Singgung Ada Jurang dengan PDI-P


Sebab Golkar adalah salah satu partai politik yang bertahan dari transisi Orde Baru ke gelombang Reformasi dan semakin baik dalam mengorganisir kekuatannya secara kelembagaan.

Mereka adalah salah satu partai yang memberlakukan sistem kaderisasi buat menjaga regenerasi dan juga mempertahankan tradisi demokrasi pemilihan ketua umum dalam Musyawarah Nasional.

Firman amat menyayangkan jika Partai Golkar nantinya tidak mempertahankan kadernya dan tradisi demokrasi dalam pergantian kepemimpinan dan memilih memberi jalan bagi pihak lain masuk dengan dalih supaya tetap berada pada lingkaran kekuasaan.

Menurut Firman, jika kalangan internal Golkar tidak bersikap dan mempertahankan nilai-nilai dan tradisi yang selama ini mereka anut maka dikhawatirkan persaingan menuju suksesi kepemimpinan bakal ternoda dan berdampak buruk terhadap partai dan para kadernya.

“Publik sudah berkali-kali dikecewakan dengan praktik politik politisi kita. Tinggal menunggu apa lagi yang mau dirusak. Sekarang, itu jadi pilihan Golkar, apakah mau dirusak juga atau tidak,” ujar Firman.

Baca juga: Dorong Airlangga Kembali Jadi Ketua Umum, Elite Golkar: Belum Tentu Orang Lain Lebih Baik

Sampai saat ini terdapat 4 tokoh yang disebut-sebut bakal bersaing memperebutkan posisi Ketua Umum Partai Golkar pada Munas 2024.

Wakil Ketua Umum Bambang Soesatyo mengungkapkan, ada empat kader yang masuk bursa calon ketua umum Partai Golkar, yakni Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang Kartasasmita, Bahlil Lahadalia, dan dirinya sendiri.

Isu soal rencana bergabungnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Partai Golkar sebelum atau sesudah periode kedua pemerintahannya berakhir semakin santer.

Halaman:


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com