Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukungan ke Airlangga Mengalir Saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan Jadi Ketum Golkar

Kompas.com - 19/03/2024, 10:54 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dukungan kepada Airlangga Hartarto untuk kembali menduduki posisi ketua umum Partai Golkar sudah mulai bergulir meski musyawarah nasional (munas) Partai Golkar 2024 baru akan diselenggarakan pada Desember 2024.

Sinyal dukungan tersebut, antara lain, disampaikan dua organisasi sayap Partai Golkar, yakni Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dan Kosgoro 1957.

Ketua Umum DPP Ormas MKGR Adies Kadir mengatakan, keputusan mendukung Airlangga diambil setelah pihaknya berkonsultasi dengan Majelis Tinggi dan Dewan Pakar Ormas MKGR, Minggu (17/3/2024) malam.

"Masukan-masukan dari para senior yang kami terima, semua menghendaki Bapak Airlangga Hartarto untuk didukung kembali menjadi Ketum Golkar untuk periode ke-3 dalam Munas 2024," kata Adies kepada Kompas.com, Senin (18/3/2024).

Baca juga: Dorong Airlangga Kembali Jadi Ketua Umum, Elite Golkar: Belum Tentu Orang Lain Lebih Baik

Adies menilai, Airlangga berhasil mendongkrak suara partai berlambang pohon beringin tersebut secara signifikan sehingga berada di peringkat dua hasil Pemilu 2024.

Ia mengeklaim, hasil Pemilu 2024 membuat perolehan kursi Partai Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meningkat lebih kurang 20 persen.

Selain itu, Adies juga menganggap Airlangga berhasil membawa Golkar menang hattrick pada pemilihan kepala daerah, pemilihan presiden, dan pemilihan legislatif.

"Tidak ada lagi alasan bagi MKGR untuk menolak beliau untuk menjadi ketum Golkar kembali, di mana beliau telah menunjukkan kerja dan karya nyatanya untuk Partai Golkar," ujar Adies.

Rencana mengusung Airlangga sebagai ketua umum Partai Golkar akan diputuskan secara resmi dalam rapat kerja nasional Majelis Pertimbangan Ormas MKGR pada Juli 2024.

Sementara itu, Ketua Umum PPK Kosgoro 1957 Dave Laksono mengungkapkan bahwa dukungan kepada Airlangga telah disampaikan secara lisan dalam pertemuan pengurus Partai Golkar di Bali, Jumat (15/3/2024).

"Pada pertemuan di Bali minggu lalu, kami sudah sampaikan ke Pak Airlangga akan dukungan Kosgoro 57 kepada beliau," kata Dave kepada Kompas.com.

Setali tiga uang, Kosgoro 1957 mendukung Airlangga karena dinilai sukses mendongrak suara Golkar serta berkinerja baik sebagai menteri koordinator bidang perekonomian.

Baca juga: Elite Golkar: Gaya Kepemimpinan Airlangga Mirip Akbar Tandjung, Kalem tetapi Hasilnya Pasti

Dave menyebutkan, dukungan resmi Kosgoro terhadap pencalonan Airlangga akan disampaikan secara tertulis dan terbuka.

"Munas kan masih bulan Desember, masih panjang, dan ada sejumlah agenda-agenda politik nasional dan daerah yang harus diselesaikan," ujar anggota Komisi I DPR tersebut.

Didukung pengurus daerah

Selain dua ormas pendiri, dukungan kepada Airlangga juga disuarakan oleh pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I dan II Golkar dalam acara buka puasa bersama pada Jumat pekan lalu.

Ketua DPD I Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT) Melkiades Laka Lena mengeklaim, Airlangga juga didukung sejumlah tokoh senior Golkar, seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mantan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie, dan Ketua Dewan Etik Golkar Mohammad Hatta.

"Kalau kita lihat kemarin hadir Luhut, Aburizal, Hatta, Akbar Tandjung, dan Agung Laksono tidak hadir, tetapi memberikan dukungan juga, semua mendukung agar Airlangga meneruskan kepemimpinan Partai Golkar, karena dinilai mampu menjadi konduktor dari aransemen semua potensi partai ini dengan baik,” kata Melki, Minggu, dikutip dari Kompas.id.

Ketua Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan, Emanuel Melkiades Laka Lena di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/6/2023). KOMPAS.com/ Tatang Guritno Ketua Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan, Emanuel Melkiades Laka Lena di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/6/2023).

Ketua DPD I Golkar Kalimantan Barat Maman Abdurahman pun mengungkapkan ada seruan agar Airlangga ditetapkan sebagai ketua umum secara aklamasi dalam munas mendatang.

Menurut Maman, dukungan itu adalah bentuk apresiasi karena Airlangga sukses membawa Golkar meraih jumlah kursi DPR yang lebih banyak pada Pemilu 2024.

“Kesuksesan pada Pemilu Legislatif ini tidak terlepas dari tangan dingin Pak Airlangga,” ujar Maman, Sabtu (16/3/2024), dikutip dari Tribunnews.com.

Ketua DPD I Golkar Jawa Barat Ace Hasan Syadzily menambahkan, kepemimpinan Airlangga juga dibutuhkan untuk memastikan kemenangan partai berlambang beringin itu di Pemilihan Kepala Daerah 2024 yang akan digelar pada November.

Baca juga: Airlangga Acungkan Jempol Saat Ditanya Peluang Kembali Jadi Ketua Umum Golkar

”Partai Golkar sangat berkepentingan agar partai stabil dan kompak untuk dapat memastikan sukses kemenangan dalam pilkada ini, seperti dalam pemilihan legislatif dan pemilihan presiden,” kata Ace," dikutip dari Kompas.id.

Jokowi masuk bursa

Dukungan kepada Airlangga ini mengalir di tengah munculnya isu yang menyebut Presiden Joko Widodo digadang-gadang menjadi ketua umum Partai Golkar berikutnya.

Usulan agar Jokowi menakhodai Golkar salah satunya diajukan oleh anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam yang menganggap rekam jejak Jokowi merepresentasikan ideologi karya kekaryaan Partai Golkar.

Presiden Joko Widodo saya meresmikan pabrik minyak makan Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Kamis (14/3/2024).Dok. Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo saya meresmikan pabrik minyak makan Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Kamis (14/3/2024).

"Saya mengusulkan Pak Jokowi menjadi calon ketua umum Partai Golkar. Apakah dia bersedia? Ya, kembali ke Pak Jokowi,” kata Ridwan, Minggu, dikutip dari Kompas.id.

Namun demikian, usul tersebut nampaknya akan terbentur oleh Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar sendiri.

Dikutip dari AD/ART Partai Golkar yang diunduh dari situs resmi partai tersebut, ada sejumlah syarat yang harus dikantongi apabila seseorang ingin menjadi ketua umum Partai Golkar.

Beberapa di antaranya, aktif terus menerus menjadi anggota Partai Golkar sekurang-kurangnya lima tahun dan tidak pernah menjadi anggota partai politik lain.

Baca juga: Politikus Golkar Klaim Airlangga Didukung Luhut, Aburizal Bakrie, dan Akbar Tandjung untuk Jadi Ketua Umum Lagi

Selain itu, orang tersebut juga harus pernah menjadi pengurus Partai Golkar tingkat pusat dan/atau sekurang-kurangnya pernah menjadi pengurus Partai Golkar tingkat provinsi selama satu periode penuh.

Melihat dua syarat di atas, Jokowi tampaknya tidak bisa maju sebagai calon ketua umum Golkar karena ia belum menjadi kader Golkar dan pernah tercatat sebagai kader partai lain, yakni PDI Perjuangan.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar Abruizal Bakrie mengingatkan, Jokowi harus mengikuti mekanisme partai jika benar ingin memimpin Golkar.

Baca juga: Airlangga Disebut Dapat Banyak Dukungan untuk Kembali Jadi Ketum Golkar

"Jadi aturan di Partai Golkar memang demikian. Mekanismenya memang seperti itu. Bahwa menjadi ketum (Golkar) itu minimal harus lima tahun menjadi kader," kata Bakrie, dikutip dari Tribunnews.com.

Namun, ia juga tidak memungkiri bahwa bisa saja AD/ART itu diubah demi memuluskan jalan Jokowi menguasai Partai Golkar.

"Kalau daerah mau, ya iya (bisa diubah)," kata Bakrie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com