Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zackir L Makmur
Wartawan

Gemar menulis, beberapa bukunya telah terbit. Suka catur dan humor, tertawanya nyaring

Usulan Jokowi Jadi Ketua Koalisi: Uji Kesehatan Demokrasi

Kompas.com - 17/03/2024, 07:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam beberapa kasus, koalisi politik yang terbentuk di antara partai-partai oposisi, atau yang mengusung agenda demokratis, mampu menggulingkan rezim otoriter dan memulai transisi menuju demokrasi. Contohnya adalah Revolusi Oranye di Ukraina pada 2004.

Dengan demikian, koalisi partai politik dapat menjadi instrumen kekuasaan bagi diktator di Indonesia dan di dunia, mereka juga memiliki potensi sebagai alat untuk mengakhiri otoritarianisme dan memperjuangkan demokrasi.

Dalam konteks politik Indonesia yang kompleks, pertanyaan tentang pembentukan koalisi politik menjadi semakin penting dalam upaya menjaga kesehatan demokrasi.

Di tengah dinamika konstelasi politik yang berubah-ubah, terdapat dua pendekatan yang perlu dipertimbangkan: pembentukan koalisi besar yang melibatkan berbagai partai politik, atau pembentukan koalisi yang lebih terfokus dan logis.

Dari perspektif konstelasi politik di Indonesia, di mana Indonesia sebagai negara demokratis yang pluralistik, maka Indonesia memiliki spektrum politik yang beragam dengan partai-partai politik yang mewakili berbagai kepentingan dan pandangan.

Dalam situasi ini, pembentukan koalisi besar seringkali dianggap sebagai upaya untuk mencerminkan keberagaman politik. Namun, dalam konteks demokrasi di Indonesia, ada tantangan terkait pembentukan koalisi besar yang patut dipertimbangkan.

Salah satunya adalah risiko pembentukan koalisi yang terlalu luas dan heterogen, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan kesulitan dalam pembuatan keputusan efektif.

Selain itu, koalisi besar juga rentan terhadap konflik internal dan perpecahan, yang dapat mengancam kesehatan demokrasi secara keseluruhan.

Di sisi lain, pembentukan koalisi yang lebih terfokus dan logis juga dapat menjadi alternatif menarik. Koalisi logis bertujuan menggabungkan partai-partai politik yang memiliki visi dan agenda politik serupa, atau saling melengkapi.

Dalam situasi demikian, fokus utamanya adalah pada kesamaan tujuan politik yang diinginkan, sehingga memungkinkan terciptanya konsistensi dalam pembuatan keputusan politik.

Sehingga pembentukan koalisi logis dapat memiliki potensi untuk meningkatkan stabilitas politik di Indonesia.

Dengan memiliki visi dan agenda politik yang serupa, koalisi logis dapat bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan bersama dengan lebih efisien.

Ini dapat menghasilkan pemerintahan stabil dan kohesif, yang pada gilirannya mendukung kesehatan demokrasi dengan memastikan kontinuitas dalam pembuatan keputusan politik.

Kendati begitu, ada pula kekhawatiran terkait pembentukan koalisi logis yang terlalu sempit dan eksklusif.

Koalisi logis yang terlalu fokus pada satu pandangan politik tertentu, dapat mengabaikan kepentingan dan pandangan politik yang berbeda dalam masyarakat, sehingga mengurangi pluralitas dan representasi dalam proses politik.

Dengan demikian, dalam mempertimbangkan apakah sebaiknya koalisi besar atau koalisi logis yang dibentuk demi kesehatan demokrasi di Indonesia, penting untuk memperhitungkan konteks politik dan tujuan yang diinginkan.

Sementara koalisi besar dapat mencerminkan keberagaman politik yang ada, koalisi logis dapat menghasilkan stabilitas politik yang lebih besar.

Dalam praktiknya, pendekatan yang ideal mungkin adalah menggabungkan elemen-elemen dari kedua pendekatan tersebut, dengan mempertahankan kesamaan tujuan politik yang kuat sambil tetap mengakomodasi keberagaman pandangan politik dalam masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com