JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Nasdem Hermawi Taslim tak menyebut nama Anies Baswedan dalam bakal calon gubernur DKI Jakarta dari Koalisi Perubahan.
Koalisi Perubahan merupakan koalisi tiga partai yakni Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Hermawi mengatakan, Nasdem mengusulkan tiga nama yang sudah digadang sejak lama.
Baca juga: Pengamat Nilai Koalisi Perubahan Belum Tentu Calonkan Anies Jadi Gubernur Jakarta
"Kalau di kita itu tiga nama sudah disebut dari dulu, Ahmad Sahroni, Wibi Andrino, Okky Asokawati," kata Hermawi saat ditemui di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3/2024).
Anies mengatakan, nama-nama tersebut sudah muncul sebagai aspirasi dari suara-suara kader Nasdem.
Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kata Hermawi, menyebut dua nama yang santer diusulkan menjadi cagub atau berpasangan sebagai cawagub.
Seperti Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DKI Jakarta PKS Khoirudin, kemudian salah satu Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Baca juga: Pengamat Sebut Anies seperti Ajukan Diri Jadi Anak Buah Prabowo jika Kembali Nyagub di Jakarta
Sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa menyebut dua nama yaitu Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan Ketua DPW PKB Jakarta Hasbiyallah Ilyas.
Hermawi mengatakan, Anies sendiri kemungkinan akan bersuara terkait pilkada DKI setelah hasil penghitungan suara pilpres diumumkan 20 Maret.
"Tapi sikap dia (akan) ditentukan oleh kita-kita (partai koalisi) yang selama ini di belakang dia," imbuh Hermawi.
Namun, kata Hermawi, suara aspirasi yang terdengar banyak yang meminta Anies untuk tidak dicalonkan sebagai cagub DKI Jakarta.
"Ada yang bilang juga janganlah Pak Anies sudah di atas (jadi capres) ngapain turun (jadi cagub), begitu masukan-masukan yang didapat," katanya.
Di sisi lain, DPW Partai Nasdem Wibi Andrino mengatakan, nama Anies saat ini masih disimpan hingga pengumuman resmi hasil hitung suara KPU.
"Ya sejauh ini memang nama Pak Anies ini masih disimpan ya. Karena kita masih menghargai segala proses yang ada di KPU. Mungkin setelah dari proses KPU, baru kita bisa bicara. Siapa yang nanti mungkin maju," tutur Wibi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.