Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mukhijab
Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta

Dr. Mukhijab, MA, dosen pada Program Studi Ilmu Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

Mengenang "Ramadhan Politik" Harmoko

Kompas.com - 12/03/2024, 07:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Safari Ramadhan itu merupakan format pendekatan pemerintah secara top down terhadap warga. Format komunikasi satu arah ini bisa ditemui dalam bentuk lain seperti kelompencapir (kelompok pendengar (radio), pembaca (koran), dan pemirsa/TV).

Dalam kasus kelompencapir, meskipun terjadi dialog, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para petani sudah disiapkan oleh aparatus negara tertentu yang mengusai bidang dan isu yang dibahas oleh presiden atau menteri terkait. Karena dianggap penting, acara demikian disiarkan langsung maupun tunda oleh TVRI.

Berbeda halnya dalam Safari Ramadhan, pola komunikasi sepenuhnya satu arah. Jamaah Tarawih hanya mendengarkan pidato pejabat pemerintah.

Aktor terkenal yang menghidupkan Safari Ramadhan dan kelompencapir selain Presiden Soeharto adalah “tangan kanan presiden”, dalam hal ini Menteri Penerangan 1983-1997 Harmoko. Diksi yang digunakan Harmoko untuk menyebut forum itu adalah ‘sambung rasa’.

Ketua Umum Golkar (1993–1998) itu, berkeliling daerah selama 10 sampai 14 hari setiap Ramadhan.

Sebagai pejabat negara, kegiatan ini disejajarkan sebagai kunjungan kerja. Tujuannya, pemerintah menggunakan momentum Tarawih untuk sosialisasi kebijakan dan berbagai program.

Produknya bukan soal bagaimana pemerintah peduli, simpatik, dekat dengan Islam, sebaliknya yang terjadi adalah pemerintah mengendalikan umat Islam.

Maka produknya dalam buku dengan tajuk “Kunjungan Kerja Menteri Penerangan RI Safari Ramadhan dan Safari Ramadhan Menteri Penerangan”. Acara ini menjadi embrio kegiatan sejenis pada masa Orde Baru maupun Orde Refomasi dan selanjutnya.

Lokasi Safari Ramadhan tidak selalu di masjid. Pondok pesantren menjadi alternatif Safari Ramadhan karena kiai-kiai dan santri-santri menjadi objek yang oleh pemerintah dianggap perlu dikendalikan atau dibina agar mereka selalu melegitimasi kekuasaan pemerintah.

Pesan Harmoko yang popular dalam Safari Ramadan, seperti "Semangat Ramadhan ternyata sejalan dengan semangat efisien yang sedang digalakan pemerintah: prihatin, sederhana, hemat dan tepat guna." (baca www.kompas.com, 21-5-2021)

Kegiatan sejenis oleh pihak non-pemerintah dilakukan oleh almarhum KH Zainuddin MZ. “Kiai Sejuta Umat” itu menjalankan format Safari Ramadhan bisa sendiri maupun kolaborasi dengan Rhoma Irama dan Soneta.

Ikut di dalamnya sebagai sponsor televisi swasta, Indosiar. Televisi swasta yang beroperasi sejak 11 Januari 1995, memerlukan peningkatan rating pemirsa.

Di antara strategi mencapai rating tinggi, produser mengadakan acara Tabligh Akbar Ramadhan maupun Nada dan Dakwah.

Tabligh akbar bisa menampilkan KH Zainuddin MZ saja, bisa juga kolaborasi Zainuddin MZ, Rhoma Irama, dan Soneta, maupun artis-artis ibu kota lainnya.

Apabila Safari Ramadhan Harmoko fokus sosialisasi kebijakan dan program kerja pemerintah, maka konten dalam safari Zainuddin MZ adalah persoalan agama, dalam konteks mengajarkan nilai-nilai agama kepada audien maupun melegitimasi sekaligus kritik kebijakan pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 16 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Pedangdut Nayunda Nabila Irit Bicara Usai Diperiksa Jadi Saksi TPPU SYL

Nasional
KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

KSP Ungkap 9 Nama Pansel Capim KPK Harus Sudah di Meja Setneg Akhir Mei, Juni Bekerja

Nasional
Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Uang Kuliah Mahal, Pengamat: Kebijakan Pemerintah Bikin Kampus Jadi Lahan Bisnis

Nasional
Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Pansel Capim KPK Didominasi Unsur Pemerintah, KSP Beralasan Kejar Waktu

Nasional
BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

BNBP: Sumatera Barat Masih Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga 20 Mei 2024

Nasional
Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Alexander Sarankan Capim KPK dari Polri dan Kejaksaan Sudah Pensiun

Nasional
Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Draf RUU Penyiaran: Masa Jabatan Anggota KPI Bertambah, Dewan Kehormatan Bersifat Tetap

Nasional
Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

Nasional
Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

Nasional
Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

Nasional
Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

Nasional
LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

Nasional
Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com