Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaduh Kecurangan Pemilu, Politikus Nasdem: Jangan PDI-P Mau Ngomong yang Salah Jokowi, Partai Paling Salah

Kompas.com - 08/03/2024, 12:32 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Kesehatan, Perempuan dan anak DPP Partai Nasdem, Irma Suryani meminta PDI-P tak melulu menyalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dugaan kecurangan pemilihan umum (pemilu) 2024.

Menurut Irma, partai politik juga berperan dalam potensi kecurangan yang terjadi dalam pemilu.

Hal itu disampaikan Irma dalam dialog di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, saat berada bersebelahan di samping Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristianto, Kamis (7/3/2024).

"Jadi jangan juga PDI-P mau ngomong yang salah itu Jokowi, enggak, kita juga salah. Saya sebagai salah satu parpol, pimpinan di Nasdem, saya bilang parpol yang paling salah," kata Irma.

Baca juga: Fraksi Nasdem Sebut Sudah Ada Pembicaraan Informal dengan PDI-P soal Hak Angket Pemilu

Irma juga menyindir PDI-P yang dinilai tak bersuara mengkritik pemerintah saat ini karena dipimpin oleh kader partainya sendiri.

Dia bahkan menyebut PDI-P jika berkuasa diam seperti kura-kura.

"Tapi ketika dia kalah baru dia jadi betul betul jadi wong cilik, itu pendapat saya," ujar Irma.

Dia juga tak segan menyindir posisi Partai Golkar di depan Wakil Presiden Ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla yang juga tak lain petinggi partai berlambang pohon beringin tersebut.

Irma mengatakan, Golkar adalah partai pragmatis yang selalu mencari aman bergabung di dalam koalisi.

"Golkar pernah enggak jadi oposisi? Enggak pernah, di dalem terus kok, maunya aman-aman aja," katanya.

Baca juga: Ajak Parpol Pengusung Paslon 02 Dukung Hak Angket, Nasdem: Untuk Legitimasi Kemenangan Hasil Quick Count

Irma kemudian menyebut bahwa penyebab kekacauan di Indonesia tak lain disebabkan oleh pragmatisme yang terjadi di partai politik.

Akibatnya, korupsi menjadi hal yang biasa dan politik elektoral menjadi segalanya dibandingkan politik ideologi.

"Partai politik yang menjadi akar masalah kericuhan di negeri ini, kenapa? Pragmatis, enggak ada yang enggak pragmatis. Semua partai politik korupsi, betul enggak? Kita enggak usah tutup-tutupi itu," kata Irma dalam diskusi bertajuk "Konsolidasi untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi atau Koalisi?" tersebut.

Baca juga: Politikus Nasdem Sindir PDI-P Hanya Bela Wong Cilik Saat Jadi Oposisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com