JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan, demokrasi di Indonesia masih berantakan dan membutuhkan biaya sangat mahal.
Prabowo yang juga merupakan peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tersebut menyatakan masih belum puas dengan pelaksanaan demokrasi di Tanah Air.
Sehingga ia menilai perlu ada perbaikan demokrasi untuk ke depannya.
Baca juga: Di Hadapan Investor, Prabowo: Insyaallah Saya Akan Dilantik Jadi Presiden 20 Oktober
"Izinkan saya bersaksi bahwa demokrasi sungguh sangat melelahkan. Demokrasi itu sangat-sangat berantakan, demokrasi itu sangat-sangat mahal," ujar Prabowo saat memberikan sambutan pada Mandiri Investment Forum yang disiarkan secara daring di YouTube KompasTV, Selasa (5/2/2024).
"Dan kita masih belum puas dengan demokrasi kita. Ada banyak ruang untuk perbaikan," tegasnya.
Meski begitu, Prabowo juga mengapresiasi partisipasi masyarakat Indonesia di pemilu yang bisa mencapai 80 persen.
Baca juga: Prabowo di Depan Investor: Bos Selalu Benar, kalau Salah, Kembali ke Aturan Pertama
Menurutnya angka partisipasi pemilu Indonesia tidak buruk. Terlebih jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang menganut sistem demokrasi tetapi partisipasi pemilih dalam pemilu mereka tidak mencapai 50 persen.
"Dalam pemilu kita, jumlah partisipasi pemilih mencapai 80 persen. Rata-rata 80 persen. Ini tidak buruk. Mengingat banyak negara di negara demokrasi terkadang hasilnya kurang dari 50 persen," jelas Prabowo.
Lebih lanjut, calon presiden (capres) nomor urut 2 itu menyinggung pengalamannya di Pemilu 2024, di mana karena luasnya negara Indonesia ia belum bisa mengunjungi semua provinsi yang ada.
Dari 38 provinsi di Tanah Air, Prabowo baru bisa menyambangi sekitar 26 provinsi.
Baca juga: Cerita di Hadapan Investor Pernah Berutang ke Bank, Prabowo: Saya Lunasi 100 Persen
Akan tetapi, ia berjanji setelah pemilu akan mengunjungi sisa provinsi yang belum pernah disambanginya.
"Tapi saya masih, setelah pemilu ini, saya masih harus pergi kunjungi provinsi-provinsi itu (yang belum dikunjungi). Karena saya janji provinsi-provinsi yang belum bisa saya kunjungi saya akan kunjungi," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.