Anies mengatakan, akibat kecurangan sebelum pemungutan suara itu, aspirasi rakyat yang semula mendukung gerakan perubahan bergeser.
"Kegiatan-kegiatan yang membuat aktivitas di TPS itu dipengaruhi dan tidak mencerminkan aspirasi rakyat yang semula ada," ujarnya.
Baca juga: TKN Klaim Ada Mobilisasi Pemilih Ilegal di Dramaga Bogor, tapi Digagalkan PPK
Anies mengatakan, semua temuan itu akan dilaporkan lewat laporan yang akan diserahkan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan disengketakan di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Nah, pra-TPS ini banyak aktivitasnya, nanti detilnya akan ada," kata Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menilai, kegiatan yang diindikasikan sebagai kecurangan tersebut merusak kualitas demokrasi yang sedang tumbuh di Indonesia.
Sebab, kecurangan ini mengaburkan aspirasi rakyat dengan cara memberikan tekanan pada pihak tertentu atau memberikan imbalan.
Padahal, Anies mengatakan, integritas dan kualitas pemilu harus dijaga sebagai pilar demokrasi di Indonesia.
"Pemilihan umum harus dijaga integritasnya. Pilarnya Demokrasi adalah kepercayaan. Dan salah satu unsur dari kepercayaan adalah kejujuran. Agar proses demokrasi ini berjalan dengan baik dan menghasilkan pemerintahan yang berfungsi dengan baik, maka pilpres, pemilu harus dijalankan dengan kejujuran," ujar Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.