Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal Lobi-Lobi Kubu Prabowo-Gibran Setelah Unggul dalam Hasil Hitung Cepat Pemilu 2024

Kompas.com - 17/02/2024, 11:45 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mulai memberi sinyal melakukan lobi-lobi politik dengan dua kompetitornya.

Sinyal soal lobi-lobi politik ini semakin ditegaskan Prabowo-Gibran dalam pidato resmi usai unggul dalam hasil quick count atau hitung cepat pemungutan suara pada Rabu (14/2/2024).

Di hadapan para pendukungnya, Prabowo-Gibran mengeklaim telah memenangi pilpres satu putaran berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga.

Baca juga: Beda Sikap soal Hitung Cepat Pemilu 2024: Ganjar Tak Percaya, Mahfud Anggap Selesai

Keduanya pun menyatakan akan merangkul semua pihak, dan juga akan segera menjadwalkan pertemuan dengan rival mereka.

"Kami akan merangkul semua unsur dan semua kekuatan. Kami akan menjadi presiden dan wakil presiden untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo di Istora Senayan, Jakarta.

Dalam kesempatan itu, Gibran juga mengaku ingin sowan ke pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Dalam pidatonya, Gibran menjelaskan, pasangan calon lain adalah saudara.

"Saya juga secara pribadi ingin segera sowan ke paslon nomor 1, paslon nomor 3," ujar Gibran.

Merangkul semua

Sinyal lobi-lobi dalam pidato Prabowo-Gibran tersebut juga dikuatkan oleh Sekjen Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ahmad Muzani.

Menurut Muzani, Prabowo akan mendatangi tokoh-tokoh dari kubu Anies-Muhaimin dan kubu Ganjar-Mahfud.

"Iya beliau belum ngomong detail, tapi ada rencana. 01 dan 03," ujar Muzani saat ditemui di Jl Kembang No VI, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024) kemarin.

Muzani menjelaskan, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan partai-partai di luar partai pendukung Prabowo. Namun, komunikasi yang dilakukan masih tahap awal.

"Dan komunikasi itu Insyaallah akan terus kita lakukan dengan teman-teman yang ada di pihak 01 dan 03," tuturnya.

"Dan Pak Prabowo juga meminta kepada kami untuk terus berkomunikasi dengan para pemimpin, partai politik, dan kekuatan-kekuatan yang kemarin tidak mendukung beliau," imbuh Muzani.

Baca juga: Saat Kubu Anies dan Ganjar Kompak Bersuara Soal Dugaan Kecurangan Pilpres 2024

Terinspirasi Jokowi

Jauh-jauh hari sebelum ada hasil hitung cepat pemungutan suara, Prabowo pernah menyatakan bakal merangkul semua lawan politik.

Secara terang-terangan hal ini disampaikan Prabowo saat menghadiri acara silaturahmi Relawan Prabowo-Gibran se-Sulsel di GOR Sudiang, Makassar, Sulsel, 2 Februari 2024 lalu.

"Manakala Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dan Koalisi Indonesia Maju menerima mandat dari rakyat, kami akan mengulurkan tangan kami, kami akan merangkul semua kekuatan," ujar Prabowo.

Dalam pernyataannya, Prabowo memberi kode akan meniru apa yang Presiden Joko Widodo (Jokowi) lakukan terhadap lawan politiknya pada Pilpres 2019 lalu.

"Pak Jokowi telah memberi contoh. 2019 beliau menang tapi beliau ajak saya bergabung. Dan saya siap dan rela bergabung walaupun saya dikalahkan, untuk mengabdi dan berbakti kepada rakyat Indonesia," sambungnya.

Terlalu dini

Lawan politik dari Prabowo-Gibran menilai ajakan Prabowo merangkul semua pihak terlalu dini.

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan enggan banyak komentar soal itu. Anies meminta hasil penghitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU) selesai dahulu.

“Penghitungan aja belum selesai, tuntaskan dulu, satu-satu,” ucap Anies di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin.

Terpisah, kubu Ganjar-Mahfud juga belum banyak berkomentar banyak. Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menilai, janji Prabowo untuk merangkul dua kompetitornya terlalu dini untuk disampaikan.

Sebab, kata Hasto, hasil Pemilu 2024 belum keluar secara resmi. Hasil pemungutan suara yang keluar baru berdasarkan hitung cepat atau quick count.

"Sehingga ketika ada dari pihak-pihak yang kemudian menyampaikan pidato kemenangan, menyampaikan berbagai janji-janji manis, tentu saja itu terlalu dini," kata Hasto saat ditemui di Gedung High End, Jakarta Pusat, 15 Februari 2024.

Menurut dia, tahapan yang perlu dilakukan saat ini justru mengawal agar hasil pemilu nantinya dapat dipertanggungjawabkan.

"Nah sehingga ke semuanya itu dicermati dan nanti akan sampai tiba waktunya untuk menyampaikan suatu sikap politik terhadap keseluruhan hasil dari pilpres ini," ujar Hasto.

Baca juga: Data Quick Count LSI Denny JA Masuk 100 Persen, Prabowo-Gibran Jadi Pemenang dengan Suara 58,47 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas Sebut KPK Periode Sekarang Paling Tak Enak, Alex: Dari Dulu di Sini Enggak Enak

Dewas Sebut KPK Periode Sekarang Paling Tak Enak, Alex: Dari Dulu di Sini Enggak Enak

Nasional
MK Sebut 106 Sengketa Pileg 2024 Masuk ke Tahap Pembuktian Pekan Depan

MK Sebut 106 Sengketa Pileg 2024 Masuk ke Tahap Pembuktian Pekan Depan

Nasional
Ingatkan Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Jokowi: Ada Apa 'Dikit' Viralkan

Ingatkan Tuntutan Masyarakat Semakin Tinggi, Jokowi: Ada Apa "Dikit" Viralkan

Nasional
Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas Pj Kepala Daerah

Komisi II Setuju Perbawaslu Pengawasan Pilkada 2024, Minta Awasi Netralitas Pj Kepala Daerah

Nasional
Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema 'Student Loan' Imbas UKT Mahal

Sri Mulyani Irit Bicara Soal Skema "Student Loan" Imbas UKT Mahal

Nasional
Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Angka IMDI 2023 Meningkat, Indonesia Disebut Siap Hadapi Persaingan Digital

Nasional
Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Kejagung Koordinasi dengan KIP soal Transparansi Informasi Publik

Nasional
Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Penerbangan Jemaah Bermasalah, Kemenag: Performa Garuda Buruk

Nasional
Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Khawatir atas Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura

Nasional
Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Kasus Simulator SIM, Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi

Nasional
Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Bobby Berpeluang Diusung Gerindra pada Pilkada Sumut Setelah Jadi Kader

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pramono Anung: Tanya ke DPP Sana...

Nasional
Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Pimpinan MPR Temui Jusuf Kalla untuk Bincang Kebangsaan

Nasional
Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Kemenkes: Subvarian yang Sebabkan Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Belum Ada di Indonesia

Nasional
Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Sri Mulyani Cermati Dampak Kematian Presiden Iran terhadap Ekonomi RI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com