Menurut eks Menteri Koordinaotr Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu kini semua pihak tinggal menunggu hasil akhir yang akan diumumkan oleh KPU.
"Kawan, pemilu telah selesai, tinggal menunggu hasil akhirnya," tulis Mahfud, Jumat (16/2/2024) siang.
Kompas.com telah diizinkan mengutip pernyataan Mahfud tersebut oleh staf bidang komunikasinya, Rizal Mustary.
Dalam unggahan itu, Mahfud juga menyerukan agar semua pihak tidak boleh lelah untuk mencintai Indonesia.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menyebutkan, perjuangan membangun demokrasi dan keadilan juga harus dilanjutkan karena itu tidak terikat pada masa pemilu saja.
"Kita tak boleh lelah mencintai Indonesia. Perjuangan membangun demokrasi dan keadilan harus kita lanjutkan," kata Mahfud.
"Memperjuangkan demokrasi dan keadilan tanpa kenal lelah adalah beyond election yang tak dibatasi oleh pemilu yang periodik," ujar dia.
Peneliti Litbang Kompas Bestian Nainggolan menilai, tidak ada anomali dalam perolehan suara PDI Perjuangan dan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang diusung oleh partai tersebut.
Pasalnya, perolehan suara Ganjar dan PDI-P sama-sama turun dibandingkan hasil survei maupun pemilu sebelumnya, meski PDI-P berada di posisi teratas di antara partai politik lain menurut hasil quick count.
"Saya tidak melihat sebagai suatu anomali. Kalau dikatakan anomali, kalau presidennya dengan partainya dalam proporsi yang sama, lah ini kan partainya turun juga, kecuali kalau partainya naik, calonnya turun, itu anomali," kata Bestian kepada Kompas.com, Kamis (15/2/2024).
Bestian menuturkan, perbandingan suara antara PDI-P dan Ganjar pun berada di kisaran yang sama, sehingga tak bisa disebut sebagai anomali.
"(Misal) PDI-P menang sampai sekian puluh persen, 50 persen, kemudian tiba-tiba capres yang diusungnya tidak 50 persen, tidak menang, itu anomali. Ini kan 16-17 persen, sementara capres yg diusungnya tuh segitu-segitu juga," ujar dia.
Bestian melanjutkan, hasil hitung cepat ini justru menunjukkan bahwa PDI-P dan Ganjar sama-sama didukung oleh pemilih yang identik.
"Tokoh ini, calon ini yg diusung aprtai ini memang tidak punya pendukung, pendukungnya adalah pendukung partai itu yang identik dengan pendukungnya," kata Bestian.
Di samping itu, Bestian menjelaskan mengapa PDI-P masih mendapatkan suara terbanyak meski calon presiden yang diusungnya berada di posisi buncit.