Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Hitung Cepat Pemilu 2024: Ganjar Tak Percaya, Mahfud Serukan Terus Berjuang

Kompas.com - 17/02/2024, 11:40 WIB
Irfan Kamil,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

Menurut eks Menteri Koordinaotr Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu kini semua pihak tinggal menunggu hasil akhir yang akan diumumkan oleh KPU.

"Kawan, pemilu telah selesai, tinggal menunggu hasil akhirnya," tulis Mahfud, Jumat (16/2/2024) siang.

Kompas.com telah diizinkan mengutip pernyataan Mahfud tersebut oleh staf bidang komunikasinya, Rizal Mustary.

Dalam unggahan itu, Mahfud juga menyerukan agar semua pihak tidak boleh lelah untuk mencintai Indonesia.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menyebutkan, perjuangan membangun demokrasi dan keadilan juga harus dilanjutkan karena itu tidak terikat pada masa pemilu saja.

"Kita tak boleh lelah mencintai Indonesia. Perjuangan membangun demokrasi dan keadilan harus kita lanjutkan," kata Mahfud.

"Memperjuangkan demokrasi dan keadilan tanpa kenal lelah adalah beyond election yang tak dibatasi oleh pemilu yang periodik," ujar dia.

Baca juga: Data Quick Count LSI Denny JA Masuk 100 Persen, Prabowo-Gibran Jadi Pemenang dengan Suara 58,47 Persen

Bukan anomali

Peneliti Litbang Kompas Bestian Nainggolan menilai, tidak ada anomali dalam perolehan suara PDI Perjuangan dan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang diusung oleh partai tersebut.

Pasalnya, perolehan suara Ganjar dan PDI-P sama-sama turun dibandingkan hasil survei maupun pemilu sebelumnya, meski PDI-P berada di posisi teratas di antara partai politik lain menurut hasil quick count.

"Saya tidak melihat sebagai suatu anomali. Kalau dikatakan anomali, kalau presidennya dengan partainya dalam proporsi yang sama, lah ini kan partainya turun juga, kecuali kalau partainya naik, calonnya turun, itu anomali," kata Bestian kepada Kompas.com, Kamis (15/2/2024).

Bestian menuturkan, perbandingan suara antara PDI-P dan Ganjar pun berada di kisaran yang sama, sehingga tak bisa disebut sebagai anomali.

"(Misal) PDI-P menang sampai sekian puluh persen, 50 persen, kemudian tiba-tiba capres yang diusungnya tidak 50 persen, tidak menang, itu anomali. Ini kan 16-17 persen, sementara capres yg diusungnya tuh segitu-segitu juga," ujar dia.

Bestian melanjutkan, hasil hitung cepat ini justru menunjukkan bahwa PDI-P dan Ganjar sama-sama didukung oleh pemilih yang identik.

"Tokoh ini, calon ini yg diusung aprtai ini memang tidak punya pendukung, pendukungnya adalah pendukung partai itu yang identik dengan pendukungnya," kata Bestian.

Di samping itu, Bestian menjelaskan mengapa PDI-P masih mendapatkan suara terbanyak meski calon presiden yang diusungnya berada di posisi buncit.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Nasional
Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com