JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono menyatakan kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD tidak menggunakan hasil hitung cepat (quick count) sebagai acuan utama hasil perolehan suara.
Sebab, kemenangan pasangan calon ditentukan oleh penghitungan suara manual yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berlangsung hingga akhir Maret 2024.
Adapun saat ini, hasil hitung cepat menunjukkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran, unggul dengan perolehan suara bervariasi di atas 50 persen.
"Kita tidak mau menggunakan perang opini atau pembentukan opini di tengah-tengah publik," kata Mardiono di Posko Pemenangan kubu paslon 3, Jalan Teuku Umar Nomor 9, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).
Baca juga: Quick Count Pilpres 2024 Litbang Kompas Data 70 Persen: Prabowo Unggul 59,07 Persen
Mardiono menyatakan, hasil hitung cepat tidak boleh diklaim sebagai satu keputusan mutlak.
Ia lantas menyinggung salah satu calon presiden di Pilpres 2019 yang unggul berdasarkan hasil sementara, namun sudah melakukan sujud syukur menyatakan kemenangan.
Ujung-ujungnya, paslon tersebut kalah.
"Kita juga punya pengalaman mulai dari Pemilu 2014 sampai 2019, di mana ada pasangan yang melakukan sujud syukur dan syukuran, menyatakan kemenangannya dan kemudian pada akhirnya itu kalah," selorohnya.
Baca juga: Beda Respons Sikapi Pilpres: Prabowo Sujud Syukur, Sandiaga Diam
Oleh karena itu, ia meminta hasil hitung cepat tidak dijadikan acuan utama. Ia tidak ingin hasil perolehan suara sementara itu justru menimbulkan kecemasan rakyat yang tengah menjalankan pesta demokrasi.
Mardiono ingin pesta demokrasi dinikmati oleh rakyat secara natural.
"Biarlah rakyat yang berdaulat untuk menjalankan demokrasi ini. Kita semua menghantarkan rakyat, karena rakyat lah yang pegang hak kedaulatan rakyat itu," jelas Mardiono.
Sebagai informasi mengutip berita Kompas.com tahun 2019, Prabowo Subianto yang saat itu mencalonkan diri sebagai presiden, sempat sujud syukur usai mengklaim memenangi Pilpres 2019.
Hal itu dilakukan Prabowo dan sejumlah pendukungnya seusai jumpa pers di Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019) malam.
Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Rutan Polda Metro dan Bareskrim Polri
Awalnya, Prabowo mengklaim bahwa hasil penghitungan sementara yang dilakukan pihak internal dirinya dan Sandiaga Uno ialah 62 persen suara.
"Ini adalah hasil real count di posisi lebih dari 320.000 TPS," kata Prabowo disambut sorak sorai para pendukung.
Prabowo meyakini persentase tersebut tidak akan berubah banyak hingga akhir penghitungan dan tidak berbeda dengan rekapitulasi resmi KPU.
"Ini kemenangan bagi rakyat Indonesia. Saya akan jadi presiden seluruh rakyat Indonesia. Bagi saudara-saudara yang membela 01, tetap kau akan saya bela. Saya akan dan sudah menjadi presiden seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.