Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Tokoh Bangsa Dorong Pemilu Damai Tanpa Intimidasi

Kompas.com - 10/02/2024, 22:12 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para tokoh bangsa dan agama yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) menyerukan pemilihan umum (pemilu) berjalan damai dan tanpa intimidasi.

Seruan itu diumumkan oleh GNB yang diwakili istri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah, di Graha Oikumene Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Sabtu (10/2/2024).

"Kami menginginkan agar pemilu bisa terlaksana dengan jujur adil dan damai, tidak ada intimidasi, tidak ada penekanan-penekanan atau apa pun," kata Sinta.

Mereka ingin masyarakat bisa bebas memilih pasangan calon berdasarkan hati nuraninya sendiri.

"Yang kami harapkan adalah terselenggaranya pemilu yang damai dan bermartabat. Jadi itu tujuan GNB," kata dia.

Baca juga: Sejumlah Tokoh Temui Jusuf Kalla, Ada Istri Gus Dur dan Kardinal Suharyo

Terdapat sembilan poin yang ingin diserukan GNB terkait Pemilu 2024.

Sembilan poin ini merupakan hasil pertemuan tokoh GNB dengan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla, dan tokoh masyarakat.

Adapun para tokoh bangsa dan agama yang tergabung dalam GNB, yaitu Sinta Nuriyah Wahid, Quraish Shihab, Ahmad Mustofa Bisri, Ignatius Suharyo, Gomar Gultom, Bikkhu Sri Pannayavaro Mahatera, Omi Komaria Nurcholis Madjid.

Ada juga Karlina Supeli, Makarim Wibisono, Slamet Rahardjo, Frans Magnis Suseno, Laode M Syarief, Lukman Hakim Saifunddin, dan Alissa Wahid.

Baca juga: Ingat, Hari Pemilu 14 Februari Ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional

Berikut ini sembilan poin hasil pertemuan GNB dan para tokoh tersebut:

  1. GNB mengajak seluruh elemen bangsa meletakkan pemilu dalam kerangka jangka panjang untuk legitimiasi dan legalitas yang kuat agar pemimpin terpilih bisa menjalankan kekuasaan dengan baik.
  2. Agar pemilu mendapat legitimasi yang kuat, penyelenggara harus bersih, jujur, adil, dan bermartabat.
  3. Persoalan moral dan etika penyelenggara pemilu mempengaruhi kepercayaan publik, khususnya pelanggaran etik hakim Mahkamah Konstitusi (MK) terkait aturan pemilu dan pelanggaran etik komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU).
  4. Persolan etik jadi kegelisahan masyarakat hingga sivitas akademika turut bersuara. Suara ini perlu diperhatikan mengingat sivitas akademika jadi tulang punggung perubahan sosial politik di Indonesia.
  5. Pelangggaran kampanye yang bermunculan di media massa dan media sosial yang kasusnya tak jelas penyelesaiannya seperti apa.
  6. Profesionalisme penyelenggara pemilu jadi kunci penting untuk pemilu 2024 yang bermartabat.
  7. Presiden Joko Widodo (Jokowi) diharapkan menunjukkan integritas di masa pemilu 2024 dan bertanggung jawab memerintahkan ASN untuk tetap netral.
  8. Keterlibatan masyarakat jadi elemen penting memastikan pemilu 2024 berjalan dengan baik.
  9. GNB berharap semua pihak tak melakukan hal yang menyalahi aturan dan ketentuan serta mengedepankan etika dan nurani dalam menjalankan proses demokrasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com