Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemantau HAM Dunia Surati 3 Capres: Direspons Anies dan Ganjar, Diabaikan Prabowo

Kompas.com - 09/02/2024, 17:07 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, disebut tidak menanggapi sama sekali pertanyaan seputar hak asasi manusia (HAM) dari organisasi internasional Human Rights Watch (HRW).

Sebelumnya, HRW yang memiliki jaringan di lebih dari 70 negara dunia telah melayangkan pertanyaan itu kepada masing-masing capres-cawapres dengan tenggat pada akhir Januari 2024.

Namun, hanya capres-cawapres nomor urut 1 dan 3 yang memberi respons positif terhadap kuesioner berisi 16 pertanyaan itu.

Baca juga: Prabowo Joget Sambil Hujan-hujanan Saat Kampanye Wis Wayahe di Sidoarjo

"Yang menjawab itu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, serta Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Kebetulan mereka itu kirim file pertama, saya lihat ada komentar salah satu dari 4 orang itu. Mereka tampaknya menjawab dengan serius. Tetapi Prabowo dan Gibran tidak menjawab," jelas peneliti HRW Indonesia, Andreas Harsono, pada Jumat (9/10/2024).

Ia melanjutkan, pihaknya telah mengirim pertanyaan itu melalui surat biasa, e-mail, hingga chat WhatsApp terhadap 90 orang dari ketiga pasangan calon.

HRW menyayangkan kubu Prabowo-Gibran mengabaikan pertanyaan-pertanyaan penting seputar HAM ini.

Peneliti Human Rights Watch (HRW) Indonesia, Andreas HarsonoKOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Peneliti Human Rights Watch (HRW) Indonesia, Andreas Harsono

"Saya tidak tahu kenapa mereka tidak menjawab. Tetapi, yang jelas mereka tidak memberikan kesempatan kepada para pemilih, terutama pemilih muda, untuk tahu isu-isu yang penting buat warga Indonesia tentang berbagai macam persoalan (HAM)," jelas Andreas.

"(Ada isu) antikorupsi ya, KPK yang dilemahkan, atau pembunuhan orang Madura di Kalimantan pada tahun 1999-2001 ada 6.500 orang Madura dibunuh, atau kekerasan komunal di Ambon, di Halmahera itu sampai 15.000 orang dibunuh, atau tentu Timor Leste sampai sekarang belum beres bagaimana orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kematian begitu banyak orang di Timor Leste belum memberikan akuntabilitas yang proporsional," ungkapnya.

Baca juga: PDI-P Ingatkan Jokowi Bisa Ditinggal Koalisi Prabowo, TKN: Usai Lengser, Jokowi Rakyat Biasa

Selain pertanyaan-pertanyaan di atas, HRW juga meminta tanggapan capres-cawapres mengenai pasal-pasal kontroversial dalam KUHP terbaru, Omnibus Law, kekerasan negara pada 1965, hingga hak-hak kelompok LGBT.

"Kami sangat menghargai mereka yang mau menajwab dan kami berikan jawaban itu kepada para pemilih di Indonesia dengan harapan mereka bisa melihat sendiri apa yang menjadi posisi hak asasi manusia dari 2 calon ini," ujar Andreas.

Sebagai informasi, hanya pasangan Prabowo dan Gibran yang tidak mencantumkan program penyelesaian kasus HAM dalam visi-misinya.

Dalam misi terkait HAM, Prabowo-Gibran hanya menjanjikan perlindungan HAM untuk warga negara dan menghapus praktik diskriminasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com