Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Suasana Kampanye Makin Panas, Fahira Idris: Pemilu Hanya Alat, Bukan Tujuan Akhir Indonesia

Kompas.com - 09/02/2024, 10:58 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota Dewan Pemilihan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Fahira Idris mengungkapkan, pemilihan umum (pemilu) bukanlah tujuan akhir dari sebuah negara bernama Indonesia. 

Di tengah suasana kampanye makin hangat menjelang hari pencoblosan, dia mengajak semua anak bangsa, terutama para elite, untuk mengingat bahwa pemilu hanyalah instrumen atau alat.

“Perbedaan pandangan yang semakin meruncing saat ini harus dianggap sebagai proses untuk mencari kandidat mana yang dinilai paling ideal mempercepat tujuan bangsa sebagaimana tercantum dalam pembukaan konstitusi,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (9/2/2024). 

Fahira menjelaskan, pemilu hanyalah instrumen atau alat untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan konstitusi.

Pembukaan yang dimaksud, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Baca juga: Ramai Pedagang Ikan Bandeng Jumbo di Rawa Belong, Fahira Idris: Akulturasi Budaya Betawi dan Tionghoa

Dia menegaskan, pemilu adalah alat untuk memberikan legitimasi kepada pemerintah dan wakil rakyat yang terpilih secara demokratis.

“Pemilu adalah alat untuk mencegah konsolidasi kekuasaan di tangan sejumlah kecil individu atau kelompok yang dapat mengancam prinsip-prinsip demokrasi,” katanya.

Fahira menambahkan, gegap gempita penyelenggaraan Pemilu 2024 harus dipandang sebagai fondasi sistem demokrasi agar terus dapat berfungsi dengan baik. 

Itulah alasan setiap warga negara harus dipastikan memiliki hak yang sama untuk memilih dan diwakili dalam proses pengambilan keputusan politik.

Menurutnya, pemilu adalah momentum yang dihadirkan secara berkala bagi rakyat sebagai pemegang saham terbesar republik ini untuk memberikan legitimasi pada pemerintahan dan parlemen yang terpilih. 

Baca juga: Bawaslu Bakal Panggil Fahira Idris Terkait Dugaan Penggunaan Kapal Dishub DKI untuk Kampanye

Pemilu juga untuk memastikan mereka yang terpilih bekerja berdasarkan kehendak rakyat dan bertindak sesuai dengan kepentingan umum, bukan kepentingan golongan tertentu.

Fahira menegskan, pemilu hanya instrumen atau alat mewujudkan amanat konstitusi sehingga semua pihak harus memastikan prosesnya sesuai prinsip-prinsip demokrasi. 

“Bahkan, setelah nanti pemimpin dan wakil rakyat terpilih secara legitimasi, tugas kita sebagai warga negara belum usai,” katanya. 

Calon Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta pada Pemilu 2024 itu mengatakan, semua pihak masih harus mengawal mereka yang dipilih agar menggunakan kekuasaannya hanya untuk kepentingan umum, bukan kepentingan segelintir orang.

Sebagaimana diketahui, dalam hitungan hari ratusan juta orang akan menunaikan hak pilihnya untuk menentukan keberlanjutan perjalanan bangsa dalam lima tahun ke depan. 

Baca juga: KPPS Terus Bersiap, Fahira Idris: Mereka adalah Garda Terdepan Pemilu dan Penjaga Demokrasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com