Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikatan Sarjana Katolik Serukan Pilih Pemimpin yang Punya Keutamaan Moral

Kompas.com - 09/02/2024, 09:16 WIB
Singgih Wiryono,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) menyerukan untuk memilih pemimpin yang memiliki keutamaan moral.

Selain menyerukan memilih pemimpin yang memiliki keutamaan moral, ISKA juga membacakan delapan nilai pemimpin bangsa yang harus dimiliki.

"Pertama, konsisten mempertahankan dan mengimplementasikan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Ketua I ISKA DPD DIY Ignasius Triyana lewat keterangan tertulis, Jumat (9/2/2024).

Kedua, berpihak dan memberdayakan masyarakat kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.

Ketiga, menjunjung martabat kemanusiaan dan hak asasi manusia.

"Keempat, memperjuangkan kesejahteraan umum di atas kepentingan pribadi, keluarga, kelompok dan golongan," ucap Ignasius.

Baca juga: Sikapi Situasi Politik, 15 Kampus di Kota Semarang Lakukan Konsolidasi hingga Rencana Aksi Besar

Kelima, memperjuangkan keberagaman dan toleransi yang konsisten.
Keenam, memiliki komitmen kuat dalam menegakkan hukum agar Indonesia terbebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Ketujuh, memiliki kompetensi yang unggul dalam menyusun regulasi, kebijakan publik dan modalitas efektif untuk kesejahteraan rakyat secara demokratis.

"Terakhir, peduli pada kelestarian lingkungan hidup dan keutuhan ciptaannya," tandasnya.

Pesan ISKA DPD DIY itu disampaikan dalam bentuk seruan moral, di Kampus V Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Seruan moral tersebut didasari fakta bahwa telah terjadi kemerosotan demokrasi dan adanya lembaga negara yang berpihak pada Pemilu 2024.

"Regresi demokrasi itu bersumber pada keprihatinan akhir-akhir ini sehingga membentuk 'demokrasi yang bengkok'," kata Ignasius.

Tidak Tiba-Tiba

Sementara itu Ranggabumi Nuswantoro, yang juga pengurus ISKA DPD DIY, menjelaskan bahwa seruan moral ini tidak dibuat mendadak.

"Tidak ujug-ujug. Proses pendidikannya sudah dilakukan sekitar satu tahun lalu. Tapi karena semakin mendekati waktu Pemiku 2024, ini perlu disikapi lebih serius," tegasnya.

"Kami melihat kualitasnya menurun, seperti adanya keberpihakan," lanjut Rangga. ISKA sebagai organisasi masyarakat sipil, berharap masyarakat melakukan pilihannya dengan kompetensi yang cukup.

Baca juga: SBY Minta Suara Para Akademisi Terkait Kondisi Demokrasi Tak Diabaikan

Wibowo Suliantoro, Ketua III ISKA DPD DIY, juga mengatakan seruan moral ini tidak dilakukan tiba-tiba, karena sudah melalui diskusi 14 kali dengan melibatkan praktisi dan tokoh intelektual.

Pihaknya juga sudah melakukan safari untuk menyerap aspirasi masyarakat.

"Kita tidak memilih pemimpin seperti membeli kucing dalam karung. Tapi among asthabrata ini juga digali dari ajaran sosial gereja. Ini jadi rambu-rambu umum untuk menyiapkan calon pemimpin yang cerdas dan bertanggungjawab untuk bangsa dan negara," tambah Bowo. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com