Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Jokowi Waspadai Pihak di Sekelilingnya, PDI-P: Jangan Terlalu Percaya, Bisa Kecewa

Kompas.com - 09/02/2024, 06:38 WIB
Tatang Guritno,
Ihsanuddin

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun meminta Presiden Joko Widodo tak terlalu mempercayai orang-orang di sekelilingnya saat ini.

Baginya, belum tentu pihak-pihak yang mendukung langkah politiknya saat ini bakal tetap ada saat jabatan Jokowi berakhir pada Oktober 2024.

“Pak Jokowi orang yang saya pernah berjuang sama-sama. Jelek-jelek begini pernah jual mobil untuk perjuangkan dia untuk jadi Gubernur DKI Jakarta. Di tangan saya ini, ikut tanda tangan rekomendasi dia jadi Gubernur DKI Jakarta,” tutur Komarudin dalam program Gaspol! yang tayang di YouTube Kompas.com, Kamis (8/2/2024).

“Waktu itu Pak Taufik (Kiemas) tidak mau. Ini saya masih harap sekali dia jangan terlalu percaya orang-orang ini. Saya khawatir, dia besok kecewa,” sambung dia.

Baca juga: PDI-P Ingatkan Jokowi Bisa Ditinggal Koalisi Prabowo-Gibran Usai Lengser

Menurutnya, kawan sejati bukan orang yang gemar memberi pujian untuk Jokowi.

Tapi, mereka yang selalu siap berjuang bersama dan juga memberikan kritik.

“Sudah. Jadi kau itu dielu-elukan, disenangi orang itu karena kau punya jabatan, punya kekuasaan. Tapi habis itu biasa, semua akan pergi. Mungkin yang kau benci saat ini bisa jadi teman setiamu saat kau susah, itu bisa terjadi,” papar Komarudin.

Ia mengklaim, figur-figur yang saat ini dekat dengan Jokowi hanya memikirkan kepentingan masing-masing.

“Orang-orang ini kita tahu yang sekarang jilat sana sini di pinggir istana ini, kita dulu tahu mereka di mana dan orang begitu hanya ambil manfaat di saat ada kesempatan,” sebut dia.

Baca juga: Tiga Rektor Mengaku Diminta Bikin Video Apresiasi Jokowi, Pengamat: Semua Instrumen Digunakan Penguasa

Di sisi lain, Komarudin juga menceritakan alasan calon presiden (capres) nomor urut 1 Ganjar Pranowo mengambil isi pidato Jokowi pada debat capres 2019 lalu saat memberikan statemen penutup pada debat capres, Minggu (4/2/2024) kemarin.

Saat itu, mengutip pernyataan Jokowi, Ganjar meminta publik tidak memilih calon pemimpin yang punya potongan otoriter dan catatan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

“Padahal dulu Pak Jokowi pakai itu, waktu perdebatan (statemen itu dipakai) tapi sekarang (bagaimana)? Pak Ganjar wajar kalau mengingatkan itu. karena kemarin kita ini kan sama-sama Pak Jokowi berjuang dan Pak Jokowi waktu itu bahwa rakyat tidak boleh pilih Pak Prabowo karena ini, ini, ini,” papar Komarudin.

Ia menjelaskan, sulit menerima Jokowi yang dulu mengingatkan masyarakat tak memilih Prabowo, saat ini justru mendukungnya.

“Meskipun tidak menyuruh langsung, tapi kan (Jokowi) menyampaikan ini kan masalah-masalahnya Pak Prabowo, tapi aneh bin ajaib sekarang dia gabung ke sana lalu menyerang kembali kita yang kemarin berdarah-berdarah berjuang untuk dia,” imbuh dia.

Baca juga: Apakah Menteri-menteri PDI-P Bakal Tarik Diri dari Kabinet Jokowi? Ini Jawaban Megawati

Diketahui saat ini hubungan PDI-P dan Jokowi berjarak setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Selain itu, menantu Jokowi, Bobby Nasution yang merupakan Wali Kota Medan juga memilih untuk mendukung Prabowo-Gibran. Padahal, Bobby merupakan kader dari PDI-P.

Saat ini, banyak elite PDI-P yang juga kerap memberikan statemen kritis untuk pemerintahan Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com