Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Analisis Debat Terakhir Capres

Kompas.com - 05/02/2024, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tenis adalah ketika ada lancaran bola percakapan, maka lawan debat akan memukulnya kembali. Bola tenis jelas dilancarkan penuh inisiatif oleh Ganjar dan Anies, sementara Prabowo model boling karena "apesnya" dapat giliran pertama.

Pada segmen kedua, setidaknya di mata penulis, keseruan di dua debat Capres sebelumnya tak menyala lagi.

Adu argumen sampai saling lempar komunikasi verbal tak nampak lagi, membuat bagian ini terasa datar-datar saja.

Pertanyaan panelis bidang kesehatan, TI, dan budaya, dijawab dan direspons antarkandidat tanpa letupan, apalagi kejutan berarti.

Jawaban yang diberikan relatif sama atas pertanyaan para panelis yang diberikan, hanya cara pandang dan pendekatannya saja yang tak seragam.

Kemasan jawaban terasa bervariasi, namun ditilik-tilik lagi, subtansinya seragam terutama atas pertanyaan bidang TI dan Kesehatan.

Khusus pertanyaan dan jawaban kebudayaan, "tumben-tumbennya" Anies dan Prabowo kali ini akur harmonis.

Anies menyebutkan perlunya dibentuk Kementerian Kebudayaan, agar semuanya lebih fokus ditangani, dan gayung bersambut, hal itu diamini oleh Prabowo.

Sementara Ganjar cukup berbeda, kali ini dengan mengaitkan apa yang dialami budayawan Yogyakarta, Butet Kertaredjasa, "Masa takut Butet, budayawan cukup difasilitasi, sehingga birokrasi itu tinggal duduk dan lihat awasi hasilnya."

Untuk segmen kedua ini, ketiga kandidat relatif bisa mempraktikkan teori Joseph DeVito (2015) tentang teori pidato demonstratif.

Yakni jenis pidato yang lebih dalam memaparkan sisi “What, Where, Who, When, Why, dan How”, sehingga orator menyampaikan cara-cara melakukan sesuatu.

Ketiganya berpengalaman di pemerintahan, baik level pusat maupun pemerintahan daerah, sehingga jawaban mereka bisa bercerita bukan saja apa pangkal masalahnya, tapi juga bagaimana membereskannya.

Kesan membosankan, super datar terasa betul pada segmen ketiga dan kedua. Apa yang dijawab Anies dan Ganjar, cenderung disepakati Prabowo, dan demikian pula sebaliknya.

Padahal ini babak responsi, sesuatu yang bikin debat lebih hidup di dua debat mereka sebelumnya. Namun semalam, selain bilang sepakat, para kandidat cenderung hanya menambahkan jawaban sebelumnya.

Tak ada drama emosi mencuat, tak ada jargon unik debat sebelumnya yang dikenang sampai hari ini (Sorry Ye, Omon Omon, Wakanda No More Indonesia Forever, dst), juga tak ada serangan-serangan jab data seperti pupuk langka di Jateng hingga tanah ratusan ribu hektare milik Prabowo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com