Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cak Imin Kecewa Istana Tarik Kritik Akademisi Kampus ke Ranah Politik

Kompas.com - 04/02/2024, 14:33 WIB
Syakirun Ni'am,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor 1 Muhaimin Iskandar mengaku kecewa dengan respons Istana Negara yang menuding pernyataan sejumlah universitas merupakan strategi politik partisan.

Cak Imin, demikian Muhaimin akrab disapa, mengatakan bahwa pernyataan sikap para guru besar dan akademisi di banyak kampus merupakan peringatan dan seruan moral untuk pemerintahan Presiden Joko Widodo, menyangkut penyelenggaraan pemilu.

"Saya kecewa dengan respons Istana yang seolah-olah ini ada kepentingan politik. Sekali-kali jangan ini ditarik ke politik, tapi ini peringatan pada kita semua khususnya pada presiden dan seluruh pemerintahan," kata Cak Imin saat ditemui awak media di DPP PKB, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).

Baca juga: Kasus Korupsi Memuncak Jelang Pemilu 2024 Bikin Sivitas Akademika UI Geram

Cak Imin berpendapat, semestinya peringatan para akademisi menjadi cambuk untuk memperbaiki keadaan. Namun, pihak Istana justru terkesan seperti merasa terganggu.

Lebih lanjut, Cak Imin mengkritik pernyataan Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana yang menyudutkan kritik para penggawa pendidikan.

"Saya kecewa dengan respons Ari Dwipayana yang juga alumni UGM (Universitas Gadjah Mada) sama dengan saya, merespons itu seolah-olah membawa ke urusan politik," ujar acak Imin.

"Kami menganggap itu urusan moral dan urusan etik, juga urusan mengingat bagi kita semua" lanjutnya.

Baca juga: Keresahan Guru Besar UI dengan Situasi Jelang Pemilu 2024, Tidak Ingin Ada Intimidasi dan Perbuatan Tak Beretika

Cak Ikin menegaskan, bagi pihaknya kritik para akademisi terhadap rezim Jokowi itu merupakan perkara moral dan etik.

Tujuannya, agar pemerintahan Jokowi yang hampir selesai ini tidak terjerumus dalam penyelenggaraan pemilu yang tidak adil sehingga tidak memiliki legitimasi.

"Lalau hasilnya tidak legitimate mengkhawatirkan kesuksesan pembangunan," kata Cak Imin.

Sebelumnya, Ari menyebut kritik yang disampaikan pihak kampus merupakan vitamin bagi pemerintah.

Namun, pada pernyataan selanjutnya, Ari menuding dalam beberapa waktu belakangan terdapat upaya mengolah narasi politik untuk kepentingan elektoral.

Baca juga: Setelah UGM, UI, dan UII, Sivitas Akademika Unand Desak Jokowi Berhenti Cawe-cawe

"Strategi politik partisan seperti itu juga sah-sah saja dalam ruang kontestasi politik," jelas Ari.

"Namun ada baiknya, kontestasi politik, termasuk dalam pertarungan opini dibangun dalam kultur dialog yang substantif dan perdebatan yang sehat," lanjutnya.

sebelumnya, sivitas akademika UGM yang terdiri dari guru besar, dosen, mahasiswa, serta alumni menyampaikan petisi Bulaksumur yabg berisi kritik kepada pemerintahan Presiden Jokowi.

Menyusul UGM, sejumlah sivutas akademika dari universitas lain juga menyampaikan pernyataan sikap dan peringatan.

Mereka antara lain Universitas Islam Indoensia (UIK), Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjajaran (Unpad), UIN Jakarta, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, dan lainnya.

Baca juga: Akademisi Sampaikan Petisi untuk Jokowi, Istana: Kritik adalah Vitamin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com