Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudi Hartono
Penulis Lepas dan Peneliti

Penulis lepas dan pendiri Paramitha Institute

Pemilu 2024 dan Krisis Demokrasi

Kompas.com - 03/02/2024, 09:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ia mengumpulkan lima partai politik pendukungnya di Istana Negara untuk membahas Pemilu. Dan beberapa bulan terakhir, ia kerap menyuguhkan foto berdua dengan Capres tertentu maupun petinggi partai politik dari koalisi Capres-Cawapres tertentu.

Tentu saja, tidak ada yang salah jika Presiden punya preferensi politik kepada Capres tertentu. Namun, hal itu tidak perlu diumbar ke publik, sehingga tertangkap sebagai pesan politik dukungan.

Sebab, pada diri Presiden melekat jabatan yang memegang otoritas tertinggi atas pemerintahan dan birokrasinya.

Kita boleh tak setuju dengan dalil minim Przeworski (2019) tentang demokrasi sebagai “pelembagaan ketidakpastian”, bahwa prasyarat minimum demokrasi adalah pemilu bebas dan kompetitif, sehingga hasil atau pemenangnya tidak bisa terprediksi.

Namun, jika pemilu diintervensi begitu kuat oleh penguasa, sehingga prosesnya tidak kompetitif dan hasilnya gampang ditebak, itu berarti kita kembali ke model pemilu masa Orde Baru.

Selain itu, setiap intervensi petahana untuk mengatur hasil akhir Pemilu selalu menyertakan penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) berskala besar.

Ada harga sangat mahal yang harus dibayar oleh bangsa ini jika pemilu tidak berjalan demokratis, bebas, dan kompetitif, yaitu buyarnya kepercayaan terhadap demokrasi.

Kalau pemilu tidak bebas dan kompetitif, maka hasilnya akan ditolak oleh kontestan yang merasa dirugikan dan massa pendukungnya. Ini juga menciptakan krisis legitimasi bagi pemerintahan hasil pemilu 2024.

Selain itu, seperti yang diwanti-wanti oleh Bung Hatta, buyarnya kepercayaan terhadap demokrasi akan membuka jalan bagi lawannya: diktator.

Bahkan, peringatan paling berbahaya disampaikan oleh Przeworski: ketidakpercayaan terhadap demokrasi, dalam hal ini Pemilu yang bebas dan kompetitif, akan menghamparkan jalan bagi model peralihan kekuasaan yang penuh konflik, kekerasan, dan kudeta.

Ketika demokrasi dipercaya, setiap kontestan merasa punya peluang untuk menang dalam pemilu, maka tidak akan ada orang yang membayangkan peralihan kekuasaan di luar lembaga demokrasi.

Komitmen Demokrasi

Dalam “Demokrasi Kita”, Hatta tegas mengatakan, “demokrasi dapat berjalan baik, apabila ada rasa tanggung jawab dan toleransi pada pemimpin-pemimpin politik.”

Pertama, demokrasi perlu dijaga lewat tanggung jawab dan komitmen. Larry Diamond (1999) menyebut demokrasi akan terkonsolidasi dengan baik jika norma-norma, prinsip, dan praktik demokrasi diterima oleh semua elite politik, lembaga, organisasi, dan masyarakat sipil.

Tentu saja, komitmen itu tidak bisa sekadar kata-kata, tetapi juga sikap dan tindakan yang konkret untuk menghormati dan menjaga marwah demokrasi.

Pada pemerintah, komitmen itu bisa terwujud, misalnya: memastikan pemilu berjalan bebas dan kompetitif, menghormati independensi penegak hukum dan lembaga yudisial, menjamin kemerdekaan berekspresi dan berpendapat, menjamin kemerdekaan pers, mengakui eksistensi oposisi, dan lain-lain.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Nasional
Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Nasional
Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Nasional
Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Nasional
Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Nasional
Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Nasional
Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Nasional
BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

Nasional
Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Nasional
PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com