“Alhamdulilah Ibu Puan terkesan dan memborong produk UMKM kami. Ini juga membuktikan produk kita banyak yang sudah berkualitas,” sebut perempuan yang karib disapa Tiwi itu.
Setelah dari Purbalingga, Ketua DPR RI Puan Maharani bertolak ke Kabupaten Banjarnegara, Jateng untuk meninjau industri rumahan Kelapa Gula dan UMKM Batik milik Raswan di Desa Gumelem.
Selain Raswan, sejumlah warga di Desa Gumelem juga memproduksi gula kelapa yang mampu membuat 5 kilogram (kg) gula kelapa yang bahannya diambil sendiri dari kebun.
Di rumah Raswan, Puan mencoba mengaduk gula kelapa di tungku dan memasukkan adonan ke dalam cetakan.
Produk gula kelapa di Desa Gumelem baru dipasarkan hanya kepada pengepul yang masih merupakan tetangga produsen.
Baca juga: Mahfud Mundur dari Menko Polhukam, Puan: Alhamdulillah, Berkomitmen
“Industri rumahan gula kelapa ini cukup memiliki potensi dan harus didukung dari sisi pemasaran, pemodalan, dan pembinaannya,” jelas Puan.
Dari industri rumahan gula kelapa, Puan lalu mengunjungi UMKM batik Batik Giat Usaha yang jaraknya hanya sekitar 300 meter (m). Di tempat ini, Puan melihat proses pembatikan.
Puan juga ikut membatik bersama para pembatik yang sedang mengerjakan motif Sekargiring, Jahean, Suruan (daun sirih), hingga batik Barong.
Sambil membantu membatik, cucu Bung Karno tersebut sesekali berbincang dengan para pembatik.
Menurut pembatik, motif rumit, seperti batik Barong yang memiliki banyak detail membutuhkan waktu sampai seminggu untuk pengerjaannya. Sementara itu, motif yang lebih mudah seperti Sekargiring bisa dikerjakan hanya dalam beberapa hari.
Baca juga: Optimistis Jateng Tetap Kandang Banteng, Ini Penegasan Puan Maharani
Sedikitnya terdapat 25 pembatik di Desa Gumelem. Ada juga pembatik yang tinggal di workshop Batik Giat Usaha.
Kepada Puan, pelaku usaha menyatakan harga 1 lembar batik tulis dibanderol paling murah harga Rp 200.000 dan termahal bisa mencapai Rp 1 juta.
Produksi batik dari tempat ini dijual secara offline dan online, serta pernah dikirim hingga ke China dan Jepang.
Puan menegaskan dukungannya agar batik tulis lokal seperti dari Banjarnegara dapat memperluas pasar hingga pasar internasional.
“Jika ada yang ingin merambah pasar ekspor, bisa kita hubungkan dengan berbagai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI),” ungkap Puan.
Baca juga: Kagum Pembuatan Gerabah di Klaten Masih Manual, Puan: Memang Harus Kita Lestarikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.