JAKARTA, KOMPAS.com - Amnesty International Indonesia mencatat, ada 268 orang pembela hak asasi manusia (HAM) yang menjadi korban serangan sepanjang 2023.
Para pegiat HAM itu berasal dari latar belakang yang berbeda, ada aktivis perempuan, lingkungan hingga masyarakat adat.
Menurut Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, jumlah serangan terhadap para aktivis HAM tahun lalu meningkat 63 persen dibandingkan tahun sebelumnya (168).
“Dan (jumlah serangan pada 2023) menjadi tertinggi sejak tahun 2019,” kata Usman Hamid dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (1/2/2024).
Baca juga: Amnesty Kritik Jawaban Prabowo yang Singgung Campur Tangan Asing di Papua
Adapun jenis serangan itu beragam. Amnesty merinci ada 128 orang yang ditangkap, 95 orang yang mengalami tindakan intimidasi dan serangan fisik, 41 orang mengalami kriminalisasi, 3 orang mengalami percobaan pembunuhan, dan satu serangan terhadap lembaga pembela HAM.
Sasaran terbanyak pada 2023 adalah aktivis Papua (103), jurnalis (89), petani (31), dan masyarakat adat (24).
Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terdapat 125 serangan pada 2019; 235 serangan pada 2020; 237 serangan pada 2021; 168 serangan pada 2022; dan 268 serangan pada 2023.
Baca juga: Amnesty International: Jawaban Prabowo soal Papua Justru Penyebab Kekerasan
“Menjelang Pemilu (2024), Amnesty mendesak pihak berwenang untuk tidak semakin menyusutkan ruang warga untuk kritik, oposisi, dan protes sebagai ekspresi mengawasi negara,” kata Usman.
“Ini termasuk menolak proyek pembangunan tanpa konsultasi dengan masyarakat terdampak,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.