Potensi penyalahgunaan ini menimbulkan pertanyaan tentang standar etika pemerintahan dan mengancam untuk mengikis fondasi kepercayaan publik terhadap mekanisme kesejahteraan negara.
Selain itu, dugaan kooptasi sumber daya dan personel negara untuk kampanye politik semakin memperdalam krisis keadilan demokratis di Indonesia.
Situasi ini tidak unik dalam sejarah masyarakat demokratis, di mana pencampuradukan kepentingan politik dengan mesin negara sering kali menghadirkan tantangan.
Namun di Indonesia, situasi unik di mana putra Presiden berlomba-lomba untuk mendapatkan peran politik yang signifikan telah mengintensifkan kekhawatiran ini, sehingga mempertegas keseimbangan yang sulit antara loyalitas keluarga dan tugas negara.
Penanganan Presiden Jokowi terhadap skenario politik ini sedang dicermati dengan skeptisisme yang meningkat.
Dukungan publiknya terhadap Prabowo Subianto, terutama yang terlihat jelas setelah debat ketiga, memosisikannya lebih sebagai tokoh partisan daripada kepala negara yang netral.
Persepsi yang dominan di kalangan masyarakat menyatakan bahwa Presiden Jokowi tampaknya mengadopsi peran sebagai juru kampanye untuk Prabowo Subianto.
Persepsi ini menantang kredibilitas lembaga kepresidenan dan merusak kepercayaan publik terhadap proses pemilu yang tidak memihak.
Peran kepresidenan, yang menuntut keseimbangan cermat antara afiliasi pribadi dan tugas-tugas nasional, tampaknya berada dalam kondisi yang genting dalam konteks saat ini.
Isu ini melampaui pertimbangan etis seputar keterlibatan politik satu keluarga dan menyentuh isu-isu yang lebih luas tentang tata kelola pemerintahan, akuntabilitas, dan peran lembaga-lembaga publik dalam menjaga proses demokrasi.
Penggunaan aparatur negara untuk kampanye politik tidak hanya mendistorsi proses demokrasi, tetapi juga merusak prinsip-prinsip pelayanan publik dan fair play dalam tata kelola pemerintahan.
Kurangnya netralitas pemerintah yang dirasakan telah memicu lonjakan keterlibatan warga negara. Gerakan seperti GNB dan platform seperti JagaSuara2024, meskipun patut dipuji dalam komitmen mereka untuk menegakkan integritas pemilu, menyoroti tren yang memprihatinkan di mana warga negara merasa terdorong untuk mengkompensasi kekurangan institusi pemerintah.
Keterlibatan aktif masyarakat sipil dalam menjaga proses demokrasi sangat penting, tetapi juga menggarisbawahi perlunya reformasi politik yang sistemik untuk memperkuat proses-proses ini.
Ketangguhan dan inovasi telah menandai respons masyarakat sipil terhadap perkembangan ini. Menciptakan platform seperti JagaSuara2024 secara langsung menjawab tantangan yang ditimbulkan oleh iklim politik saat ini, yang bertujuan memastikan transparansi dan keadilan dalam proses penghitungan suara.
Inisiatif-inisiatif ini, meskipun sangat penting dalam menegakkan nilai-nilai demokrasi, menunjukkan adanya kesenjangan dalam sistem yang mereka coba isi.