Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Netralitas Presiden dan Pengawasan Masyarakat Sipil di Pemilu 2024

Kompas.com - 31/01/2024, 16:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Potensi penyalahgunaan ini menimbulkan pertanyaan tentang standar etika pemerintahan dan mengancam untuk mengikis fondasi kepercayaan publik terhadap mekanisme kesejahteraan negara.

Selain itu, dugaan kooptasi sumber daya dan personel negara untuk kampanye politik semakin memperdalam krisis keadilan demokratis di Indonesia.

Situasi ini tidak unik dalam sejarah masyarakat demokratis, di mana pencampuradukan kepentingan politik dengan mesin negara sering kali menghadirkan tantangan.

Namun di Indonesia, situasi unik di mana putra Presiden berlomba-lomba untuk mendapatkan peran politik yang signifikan telah mengintensifkan kekhawatiran ini, sehingga mempertegas keseimbangan yang sulit antara loyalitas keluarga dan tugas negara.

Penanganan Presiden Jokowi terhadap skenario politik ini sedang dicermati dengan skeptisisme yang meningkat.

Dukungan publiknya terhadap Prabowo Subianto, terutama yang terlihat jelas setelah debat ketiga, memosisikannya lebih sebagai tokoh partisan daripada kepala negara yang netral.

Persepsi yang dominan di kalangan masyarakat menyatakan bahwa Presiden Jokowi tampaknya mengadopsi peran sebagai juru kampanye untuk Prabowo Subianto.

Persepsi ini menantang kredibilitas lembaga kepresidenan dan merusak kepercayaan publik terhadap proses pemilu yang tidak memihak.

Peran kepresidenan, yang menuntut keseimbangan cermat antara afiliasi pribadi dan tugas-tugas nasional, tampaknya berada dalam kondisi yang genting dalam konteks saat ini.

Isu ini melampaui pertimbangan etis seputar keterlibatan politik satu keluarga dan menyentuh isu-isu yang lebih luas tentang tata kelola pemerintahan, akuntabilitas, dan peran lembaga-lembaga publik dalam menjaga proses demokrasi.

Penggunaan aparatur negara untuk kampanye politik tidak hanya mendistorsi proses demokrasi, tetapi juga merusak prinsip-prinsip pelayanan publik dan fair play dalam tata kelola pemerintahan.

Kurangnya netralitas pemerintah yang dirasakan telah memicu lonjakan keterlibatan warga negara. Gerakan seperti GNB dan platform seperti JagaSuara2024, meskipun patut dipuji dalam komitmen mereka untuk menegakkan integritas pemilu, menyoroti tren yang memprihatinkan di mana warga negara merasa terdorong untuk mengkompensasi kekurangan institusi pemerintah.

Keterlibatan aktif masyarakat sipil dalam menjaga proses demokrasi sangat penting, tetapi juga menggarisbawahi perlunya reformasi politik yang sistemik untuk memperkuat proses-proses ini.

Ketangguhan dan inovasi telah menandai respons masyarakat sipil terhadap perkembangan ini. Menciptakan platform seperti JagaSuara2024 secara langsung menjawab tantangan yang ditimbulkan oleh iklim politik saat ini, yang bertujuan memastikan transparansi dan keadilan dalam proses penghitungan suara.

Inisiatif-inisiatif ini, meskipun sangat penting dalam menegakkan nilai-nilai demokrasi, menunjukkan adanya kesenjangan dalam sistem yang mereka coba isi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com