Muhaimin bahkan juga keluar citra "Slepet Imin", saat dia balik serang Gibran dengan sindirian soal catatan dari Mahkamah Konstitusi. Duarrrr.
Kedua, performa Gibran tak lagi menonjol sendirian seperti debat perdana. Ada perbaikan penampilan dari cara komunikasi publik Cak Imin, sementara Mahfud kian garang saja dengan imaji yang selalu berusaha ditampilkannya selama ini: Berani dan berkomitmen tuntaskan masalah.
Muhaimin sadar akan kelemahannya di debat perdana, yang kental gugup campur meremehkan, maka semalam ada banyak poin plus yang diraihnya.
Banyak narasi baik dengan artikulasi lancar yang disampaikan kepada khalayak tanpa banyak melihat teks, pastinya ada banyak latihan intens dilakukan.
Demikian pula dengan Mahfud, yang terasa sekali menyebut bahwa arah kebijakan Presiden Jokowi tidak sampai tuntas menyelesaikan masalah.
Jika sebelumnya tetap ada kegamangan, maka semalam lebih lugas sehingga layak diberikan kredit yang akhirnya skor penampilan semuanya relatif seimbang.
Ketiga, debat semalam, cukup berhasil mengangkat level debat khas Indonesia yang kental budaya guyub ke debat khas Amerika yang langsung, lugas, dan jelas.
Prof Deddy Mulyana, Guru Besar Fikom Unpad, mengumpamakan debat Indonesia sebelumnya seperti pertandingan boling, bukan pertandingan tenis.
Ini karena masyarakat kita memiliki budaya konteks komunikasi tingggi sehingga berbicara bulak belok dulu. Sementara Amerika low level context sehingga langsung pada intinya.
“Pembicara selalu menunggu dan mengetahui gilirannya. Ketika gilirannya tiba, ia melangkah ke garis start dengan bola bolingnya, dan hati-hati melemparkannya. Setiap pembicara menunggu hingga bola mencapai akhir lorong, dan melihat jika bola itu menjatuhkan seluruh sasaran, sebagian darinya, atau tak satu pun. Setelah pembicara selesai dengan gilirannya, pembicara berikutnya maju ke garis awal yang sama, dengan bola berbeda. Ia tidak mengembalikan bola lawannya dan tidak memulai dari tempat bola berhenti. Hampir tak ada ulang-alik sama sekali,” begitu umpama pertandingan boling.
Sebaliknya, pertandingan tenis adalah ketika ada lancaran sebuah bola percakapan, maka Anda harus memukulnya kembali.
Jika setuju, maka kita harus menambahkan alasan untuk setuju, contoh lain, atau elaborasi untuk menjabarkan gagasan tersebut lebih jauh.
Namun kita akan sama senangnya jika lawan menanyai, menantang, atau sama sekali tidak setuju dengan kita.
Respons Anda adalah akan mengembalikan bola kepada saya. Bola pun berulang-alik, disertai putaran murni, dan smash kuat.
Penulis menilai dengan garis finish segera tiba, dan data elektabilitas terus menggempur khalayak, maka memang boling sulit diharapkan terutama bagi yang elektabilitasnya tidak di rangking satu.
Sebaliknya yang selalu di urutan satu survei, bertahan terus juga tidak selalu baik, serang sekalian agar lawan makin menukik.
Manakah yang kelak meraih hasil jawara dari "pertandingan tenis" semalam?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.