Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKN: Yang Bilang Isu Pangan dan Makanan Kurang Penting, Mungkin Belum Sadar Fakta di Lapangan

Kompas.com - 21/01/2024, 15:31 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komandan Bravo (Komunikasi) Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Budisatrio Djiwandono menyindir calon presiden yang menganggap program makan siang gratis tidak penting.

Menurutnya, capres tersebut belum menyadari fakta di lapangan dan tantangan yang akan dihadapi di masa depan.

“Ada benarnya jika disebut mimpi Pak Prabowo adalah bikin perut masyarakat Indonesia kenyang dan berkelanjutan. Ini adalah hak dasar dan masalah hidup mati bangsa. Yang menyatakan isu pangan dan makanan kurang penting dari yang lain mungkin belum menyadari fakta lapangan dan tantangan ke depan," ujar Budi saat dimintai konfirmasi, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Budisatrio Djiwandono Bicara soal Mimpi Besar Prabowo Subianto yang Fokus pada Isu Pangan

Ia menambahkan, saat ini terjadi ketimpangan antara pertumbuhan jumlah penduduk dengan ketersediaan lahan pertanian yang dapat menghasilkan pangan.

Hal ini yang kemudian disadari Prabowo bahwa Indonesia rentan dengan persoalan kelaparan.

“Penduduk kita bertambah 3 juta orang setiap tahun, sekitar 30 bayi per detik. Tahun 2045 diprediksi (penduduk) kita sudah 324 juta jiwa. Sementara di sisi lain, lahan pertanian kita terus berkurang 100.000 hektar setiap tahun. Pak Prabowo menyadari hal ini, bahwa kita sangat rentan kelaparan," tuturnya.

Persoalan ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan impor bahan bangan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Sebab, saat ini kondisi dunia sedang tidak pasti oleh berbagai faktor, termasuk pandemi yang bisa saja datang tiba-tiba.

Baca juga: Prabowo-Gibran Janji Putihkan Utang Petani dan Nelayan

“Untuk pangan, Indonesia harus swasembada. Jika mengandalkan impor, kedaulatan kita jadi taruhannya. Bayangkan jika pasokan dari luar terhenti, Indonesia terjadi bencana kelaparan. Kita rentan, karena menggantungkan perut kita ke negara lain," jelas Budi.

“Bahkan andai impor lancar sekalipun, tetap ada masalah. Produk pangan lokal kita bisa gagal bersaing di pasar, sehingga kesejahteraan petani kita yang menjadi korban," sambungnya.

Budi lantas menungkit program Food Estate yang disiapkan sebagai solusi jangka panjang ketahanan pangan nasional.

“Pak Jokowi sudah menggagas Food Estate sebagai cadangan logistik nasional, dan Pak Prabowo bertekad melanjutkannya. Prabowo-Gibran bahkan bertekad menyempurnakannya menjadi Program Lumbung Pangan, diikuti industri pertanian yang memanfaatkan teknologi modern dan digital. Ini menjadi prioritas utama," kata Budi.

Baca juga: Dapat Dukungan Ojol, Prabowo Bakal Berikan Kepastian Hukum Profesi

Budi mengatakan, Prabowo-Gibran juga bertekad untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan melakukan reformasi agraria untuk mendukung pertanian masyarakat.

“Ada kredit kepemilikan lahan untuk, pembelian panen pemerintah dengan profit minimal 30 persen, akses langsung pupuk subsidi dan benih. Semuanya akan dilakukan karena petani ini ujung tombak kita menghadapi krisis pangan," jelasnya.

Sementara itu, terkait program makan siang dan susu gratis, Budi mengatakan bahwa program utama tersebut juga bertujuan untuk menciptakan kedaulatan pangan.

Dia berharap akan banyak anak muda yang ingin menjadi petani supaya menjadi pahlawan pangan bangsa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com