Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Nadir Sebut Publik Melihat PBNU Rangkul Semua Partai Kecuali PKB

Kompas.com - 21/01/2024, 13:48 WIB
Syakirun Ni'am,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir menyebut, publik melihat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merangkul semua partai politik, kecuali Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sikap politik ini terlihat seiring keretakan antara Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Gus Nadir mengatakan, Gus Yahya menyatakan NU tidak boleh terkooptasi kepentingan politik karena merupakan organisasi yang mengurus masyarakat.

“Jadi posisinya itu, posisi resminya adalah NU netral, resmi,” kata Gus Nadir dalam wawancara eksklusif di program Gaspol! yang tayang di YouTube Kompas.com, Sabtu (20/1/2024).

Menurut Gus Nadir, banyak pengurus PBNU dari partai politik. Karena itu, sikap politik PBNU ditafsirkan merangkul semua partai politik. Namun, dalam perjalanannya, muncul gesekan antara PBNU dan PKB.

Sebagai partai yang dilahirkan dari rahim PBNU, PKB selama ini mendapatkan hak-hak khusus.

Baca juga: Gus Nadir Ungkap Awal Mula Keretakan PBNU dengan PKB

Namun, pada masa kepemimpinan Gus Yahya, kata dia, hak itu dihapus dan hubungan NU dengan PKB sama sebagaimana dengan partai politik lainnya.

Menurut Gus Nadir, Cak Imin mengaku senang dengan kebijakan ini karena PBNU akan mengasuh dirinya sendiri. Dengan demikian, PKB juga tidak lagi membantu pengurus NU di daerah.

“Misalnya Cak Imin mengatakan kepada saya berarti kan PKB tidak perlu lagi membantu pengurus PBNU di daerah,” kata mantan Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia-New Zealand ini.

“Misalnya untuk mengadakan acara kah, misalnya untuk renovasi kantor-kantornya, berarti beban kami sudah nggak ada dong,” kata Gus Nadir menirukan Cak Imin.

Kedekatan PBNU dan PKB telah berlangsung sejak lama sehingga banyak simpatisan hingga pengurus PKB juga merangkap pengurus struktur Pimpinan Cabang NU (PCNU).

Baca juga: Sebut Kubu Anies dan Ganjar Makin Mesra karena Senasib, PKB: Sama-sama Melawan Orba Reborn

Karena kedekatan itu, pengurus PKB di daerah terkadang menggelar acara di Kantor PCNU. Namun, kemudian terbit surat peringatan (SP) dan gesekan mulai terjadi.

“Mulailah itu gesek-gesekan, kan begitu, kok ternyata yang tadinya mau merangkul semua akhirnya dibaca oleh publik merangkul semua partai kecuali PKB,” tutur Gus Nadir.

Hubungan PKB dan NU menghangat seiring keretakan hubungan Gus Yahya dan Cak Imin. Keduanya kerap saling berbalas intrik di depan publik.


Sikap Gus Yahya saat ini juga menjadi sorotan karena saat terpilih pada Muktamar 2021 di Lampung menyatakan PBNU tidak bisa ditarik ke politik praktis.

Namun, beberapa waktu terakhir petinggi PBNU justru menjadi pendukung capres-cawapres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com