Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

"Good Neighbor Policy": Indonesia Justru Perlu Musuh?

Kompas.com - 21/01/2024, 06:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA menjalankan politik luar negeri yang bersifat bebas aktif. Pada Minggu (7/1/2024) lalu, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang saat ini menjadi salah satu kandidat calon presiden, menyampaikan secara tegas bahwa politik luar negeri Indonesia sejak awal kemerdekaan memiliki tradisi dan prinsip yang bersifat bebas aktif.

Menurut dia, hal ini karena Indonesia menjadi penggagas gerakan nonblok, tidak memihak kubu atau blok kekuatan besar manapun, serta tidak ikut dalam berbagai pakta pertahanan apapun.

Sejak dahulu, konsep bebas aktif memang menjadi landasan politik luar negeri Indonesia yang paling konkret dalam menghadapi berbagai dinamika global yang terjadi hingga saat ini.

Pada kesempatan itu pula, Menhan Prabowo juga menggagas pendekatan kebijakan yang ia sebut sebagai “Good Neighbor Policy”.

Ia menekankan selain meningkatkan kapabilitas pertahanan, politik tetangga baik perlu dijalankan dalam membangun hubungan dengan negara lain dengan mengimplementasikan suatu prinsip persaudaraan: seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak.

Prabowo berkeyakinan menjaga hubungan baik antarnegara perlu dilakukan agar dapat menyelaraskan kepentingan nasional dengan negara lain demi mencapai Indonesia yang lebih disegani.

Agaknya, kebijakan “Good Neighbor Policy” yang kembali digagas oleh Prabowo, meskipun diklaim merupakan turunan dari politik luar negeri bebas aktif Indonesia, perlu untuk mendapat kajian secara lebih mendalam.

Nyatanya, realitas politik internasional tidak sesederhana layaknya bertetangga di wilayah komplek perumahan.

Kita bisa saja membangun relasi serta berkawan baik dengan tetangga-tetangga kita, tetapi kita tidak pernah tahu kapan salah satu tetangga tersebut dapat sewaktu-waktu “menikam” dari belakang.

“Menikam” ini tidak selalu dapat dikonotasikan sebagai serangan fisik yang menggunakan kekuatan militer seperti perang, agresi, atau semacamnya. Namun juga dapat berupa kebijakan politik dan ekonomi yang dapat merugikan serta menganggu kepentingan nasional.

Dian Wirengjurit, seorang diplomat senior Indonesia, pernah menulis dalam artikel bahwa politik luar negeri tetangga baik yang berprinsip “millions of friends, zero enemy” tersebut dinilai justru terlalu lembek dan sudah tidak lagi relevan untuk diaplikasikan dalam kerasnya pentas hubungan internasional pada saat ini.

Hal ini pernah ia tuangkan dalam artikel pada 2014 lalu berjudul “Cukup Sudah Polugri yang Gemulai”. Ia meyakini konsep tersebut justru mengabaikan konsep dasar dalam politik, khususnya bila dihadapkan pada realita politik global.

Hal ini didasarkan pada beberapa adagium dalam dunia politik, yang sangat relevan terjadi dalam ruang lingkup politik nasional maupun internasional.

Pertama, adanya prinsip “tidak ada kawan abadi, yang ada adalah kepentingan”. Dalam politik internasional, kepentingan yang diperjuangkan tentunya adalah kepentingan nasional.

Kepentingan negara tentu tidaklah sama dengan kepentingan individu ataupun kelompok, yang seringkali melibatkan hati ataupun perasaan manusia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com