Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPN Ungkap Bentuk Intimidasi yang Dirasakan Kubu Ganjar-Mahfud

Kompas.com - 16/01/2024, 07:24 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Ronny Talapessy, mengungkapkan bentuk intimidasi yang disebut kerap dihadapi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar-Mahfud selama proses Pemilu 2024.

Ronny mengatakan, intimidasi itu sudah terjadi jauh sebelum diutarakan oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto maupun capres Ganjar Pranowo.

"Buktinya di Bali, dulu baliho pasangan Ganjar-Mahfud diturunkan, lalu kantor DPC PDI-P di Solo, Pasuruan didatangi polisi dan lain sebagainya," kata Ronny kepada Kompas.com, Senin (15/1/2024).

"Puncaknya relawan Ganjar-Mahfud mendapat tindakan kekerasan dari oknum TNI di Boyolali," sambung dia.

Baca juga: Ragu Kubu Anies-Ganjar Bisa Bersatu, Budiman Sudjatmiko: Pendukungnya seperti Minyak dan Air

Peristiwa di Bali yang dimaksud Ronny adalah penurunan baliho Ganjar-Mahfud di Gianyar menjelang kedatangan Presiden Joko Widodo pada Oktober 2023.  

Sementara di Pasuruan, kantor DPC PDI-P didatangi sejumlah polisi pada Kamis (2/11/2023). 

Tak sampai di situ, Ronny menyebut intimidasi seolah tidak hanya ditujukan pada pasangan calon nomor urut 3.

Namun, juga dialami semua kepala desa di Karanganyar yang dipanggil Polda Jawa Tengah, November lalu.

Pemanggilan ini bersifat klarifikasi terkait laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan provinsi tahun anggaran 2020 sampai 2022. Namun kemudian pemanggilan itu diduga bermuatan politik untuk Pemilu 2024.

Ronny mengungkap mengapa pemanggilan itu dipandang TPN bermuatan politis.

"Kenapa panggilannya bertepatan sama pemilu ini yang membuat masyarakat bertanya-tanya, kita menduga ini adalah salah satu dari intimidasi," ujar politikus PDI-P ini.

Lebih jauh, ia memandang bahwa masyarakat sudah mengetahui dengan jelas mengenai bentuk intimidasi yang terjadi pada pendukung pasangan calon tertentu.

Baca juga: Ganjar, Kampanye, dan Bermalam di Rumah Warga

Atas hal tersebut, TPN meminta aparat berwenang mengusut tuntas adanya beragam intimidasi yang dialami pendukung paslon.


"Di dalam pemilu, ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi. Dan Bu Megawati (Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri) juga mengingatkan rakyat sudah gelisah akibat intimidasi," ucap Ronny.

Terakhir, dirinya meminta para penegak hukum pun bersikap netral dalam Pemilu 2024.

Bukan tanpa sebab, menurutnya, hal tersebut harus dilakukan guna mewujudkan pemilu yang tetap jujur dan adil.

"Nah, peringatan ini saya kira perlu menjadi perenungan dan pertimbangan bagi kita semua terutama mereka yang suka mengintimidasi. Harapannya pemilu bisa berjalan luber dan jurdil," pungkas dia.

Baca juga: Intimidasi di Jateng-Jatim, Hasto Kristiyanto: Kekuasaan Dikerahkan Hadapi Ganjar-Mahfud

Sebelumnya diberitakan, alasan Ganjar Pranowo-Mahfud MD gencar berkampanye di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut karena terjadi intimidasi.
Menurut Hasto Kristiyanto, pada kedua provinsi tersebut marak terjadi intimidasi terhadap para pendukung Ganjar-Mahfud.

Akan tetapi, Hasto tidak merinci bentuk intimidasi dan di mana saja tepatnya lokasi insiden itu terjadi.

"Mengapa Pak Ganjar datang terakhir ini ke Jawa Tengah dan Jawa Timur? Karena di kedua provinsi itu banyak terjadi intimidasi sehingga menggelorakan semangat juang," kata Hasto usai blusukan di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Minggu (14/1/2024).

Sejumlah bantahan

Sebelumnya, seluruh peristiwa yang disebutkan Ronny sudah dibantah pihak yang terlibat. 

Untuk peristiwa di Gianyar, Kepala Satpol PP Bali Nyoman Rai Dharmadi mengatakan, pencopotan ini sesuai dengan instruksi dari PJ Gubenur Bali Sang Made Mahendra Jaya dan berlaku untuk semua atribut partai politik.

Baca juga: Menyoroti Pencopotan Baliho Ganjar-Mahfud Saat Kunjungan Jokowi di Bali...

"Tidak memandang itu bendera PDI-P, Ganjar-Mahfud MD, enggak ada urusannya, enggak ada kaitannya. Untuk membangun suasana netral itu sebenarnya," kata Mahendra, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (31/10/2023).

Sementara terkait kejadian di Pasuruan, Plt Kasi Humas Polres Pasuruan Kota Aipda Junaidi mengatakan, kedatangan anggota polisi ke kantor DPC PDI-P Kota Pasuruan dalam rangka operasi Mantap Brata.

Operasi itu dilaksanakan untuk mengawal pelaksanaan Pemilu 2024 yang digelar selama 222 hari.

"Tidak hanya di Pasuruan Kota, operasi itu digelar di seluruh Indonesia atas perintah Mabes Polri," ungkapnya melalui sambungan telepon, Senin (6/11/2023).

Dalam kegiatan operasi itu, kepolisian memang melakukan patroli ke seluruh kantor partai untuk tujuan pengamanan menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.

Baca juga: DPC PDI-P Kota Pasuruan Protes Kantornya Tiba-tiba Didatangi Polisi]

"Patroli itu kita lakukan ke seluruh kantor partai untuk tujuan pengamanan. Selain di kantor DPC PDI-P Kota Pasuruan, kami juga patroli ke kantor Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Pasuruan dan Golkar. Mereka tidak ada masalah dengan kedatangan anggota kami," terangnya.

Sedangkan terkait pemanggilan kepala desa di Karanganyar, Direktur Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah (Polda) Kombes Dwi Soebagio menegaskan bahwa pemanggilan semua kepala desa (kades) di Karanganyar Jateng tidak ada muatan politis.

Baca juga: Panggil Semua Kades di Karanganyar, Polda Jateng Bantah Bermuatan Politis

Dwi mengatakan, pemanggilan tersebut merupakan tindak lanjut setelah adanya laporan dari masyarakat. "Kami mendapatkan aduan dari masyarakat terkait adanya dugaan pemotongan dana aspirasi desa dari bantuan provinsi," jelasnya saat ditemui di kantornya, Banyumanik, Kota Semarang, Jumat (24/11/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com