Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Minta Pendukung Jangan Pakai Knalpot "Brong", Tak Mau Insiden Boyolali Terulang

Kompas.com - 15/01/2024, 12:09 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berpesan kepada pendukungnya untuk tidak menggunakan knalpot 'brong' saat masa kampanye terbuka Pemilihan Preisden (Pilpres) 2024.

Ganjar tidak mau peristiwa pengeroyokan terhadap pendukungnya oleh anggota TNI di Boyolali yang dilatarbelakangi penggunaan sepeda motor berknalpot brong terulang kembali.

"Nanti sebentar lagi kita akan memasuki masa kampanye terbuka. Saya pesan betul-betul, saya tidak mau kejadian yang ada di Boyolali terulang," kata Ganjar saat berkampanye di Purbalingga, Senin (15/1/2024).

Baca juga: 6 Oknum TNI Jadi Tersangka Penganiayaan Relawan Ganjar-Mahfud, Anies: Jangan Berulang

Ganjar menegaskan bahwa perbuatan anggota TNI yang mengeroyok pendukungya karena menggunakan knalpot brong tidak dapat dibenarkan karena bukan kewenangan TNI untuk menertibkannya.

Namun, politikus PDI-P itu mengingatkan agar para pendukung introspeksi supaya kejadian serupa tidak terulang lagi.

"Kita sendiri juga mesti koreksi, jadi bapak ibu nanti teman-teman yang mau ikut kampanye pakai motor, itu knalpotnya tidak usah dibrong," ujar Ganjar.

Sambil bergurau, Ganjar pun menyebut bahwa pendukungnya bisa memakai knalpot yang tidak mengeluarkan suara saat digunakan.

"Atau kalau digas keluar 'tiga, tiga, tiga', 'tiga, tiga, tiga', nah gitu, knalpotnya jangan diganti, pakai itu saja," kata dia.

Mantan gubernur Jawa Tengah ini juga berpesan supaya pendukungnya tertib dalam lalu lintas dan menjadi contoh bagi masyarakat bahwa mereka punya itikad baik.

Masalah ketertiban lalu lintas pada masa kampanye menjadi soal setelah peristiwa pengeroyokan relawan Ganjar oleh sejumlah anggota TNI di Boyolali pada 30 Desember 2023 lalu.

Baca juga: Ganjar Soal Keakraban Paslon 1 dan 3: Empat-empatnya Alumni UGM, Saya Ketuanya

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyatakan, penganiayaan tersebut adalah bentuk aksi dan reaksi karena para korban sudah berulang kali diingatkan prajurit TNI agar tidak berkendara dengan knalpot bising.

"Ada aksi, ada reaksi ya, jadi kan disebutkan mengarahnya kayaknya ada rencana pencegatan, masukin ke dalam asrama, ini kan cara berpikirnya, mana sempat-sempat orang ngeliat dengar suara bising tiba-tiba lari dicegat," kata Maruli dalam program Rosi Kompas TV, Kamis (4/1/2024).

"Normal saja berpikirnya, ini sudah delapan kali dia (anggota TNI mengingatkan) makanya dia langsung mencegat yang berikutnya, terjadi reaksi seperti itu," imbuh dia.

Eks pangkostrad ini pun menilai wajar apabila anak-anak buahnya itu tersulut emosi karena merasa terus-terusan diganggu.

Baca juga: Oknum TNI Aniaya Relawan Ganjar, KSAD: Ada Aksi, Ada Reaksi

Menurut Maruli, emosi itu pula yang membuat para anggota TNI itu akhirnya main hakim sendiri, bukannya membawa para relawan yang mengganggu ketertiban itu untuk diproses hukum.

"Kalau jalanan itu kan nantang namanya. Coba dia berani enggak ke kampung saya lewat begitu? 10 motor datang ke kampung saya lewat begitu, grang gung grang gung, ya mungkin dibakar motornya, itu kan sudah terjadi di mana-mana," kata dia.

Adapun masa kampanye terbuka akan dimulai pada 21 Januari 2024 hingga akhir masa kampanye pada 10 Februari 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com