Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudi Hartono
Penulis Lepas dan Peneliti

Penulis lepas dan pendiri Paramitha Institute

Nyalakan Obor Pencerahan Politik

Kompas.com - 12/01/2024, 11:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Politik mencerahkan

Meski awan gelap masih menyelimuti langit politik Indonesia, tetapi ada juga secercah harapan.

Saat kita mulai jenuh dengan kampanye politik yang monolog, pidato yang penuh sesak dengan jargon-jargon dan sorak-sorai, atau gimik-gimik receh, beberapa kandidat melahirkan model-model kampanye baru yang lebih segar dan deliberatif: Desak Anies, Slepet Imin (Muhaimin), Demokreasi (Ganjar), dan Tabrak Prof (Mahfud MD).

Model-model baru itu lebih menyegarkan. Diskusi berlangsung secara dialogis, terbuka untuk siapa saja, dan mempertemukan Capres-Cawapres dengan keluhan warga secara langsung. Model-model baru ini berpeluang dimajukan untuk melahirkan demokrasi deliberatif.

Deliberasi, dari kata latin deliberatio, berarti mempertimbangkan, konsultasi, dan musyawarah. Demokrasi deliberatif menekankan diskusi dan konsultasi publik dalam semua urusan umum (res publica).

Model kampanye baru ini memungkinkan warga mendialogkan langsung keresahan dan aspirasinya dengan Capres/Cawapres.

Lewat dialog, pemilih juga bisa mengenal lebih jauh jalan pikiran capres/cawapresnya, menginterogasi sikap capres pada isu-isu yang spesifik dan tak terjabarkan di visi-misi, hingga menilai apakah gagasan capres itu realistis dan relevan.

Kita juga perlu mengapresiasi gerakan edukasi politik populer, seperti gerakan Bijak Memilih. Gerakan yang diinisiasi anak muda ini bertekad memastikan warga negara, terutama kaum muda, untuk memilih berdasarkan informasi yang valid dan berkualitas.

Model kampanye seperti Desak Anies, Slepet Imin, Demokreasi Ganjar, maupun Tabrak Prof Mahfud merupakan pendekatan pencerahan politik dari atas (top-down), yang dilakukan oleh elite politik. Sementara Bijak Memilih mewakili pendekatan dari bawah (bottom-up).

Kita berharap, kampanye-kampanye alternatif itu tidak berhenti pascapemilu. Sebaliknya, model kampanye semacam itu harus diperluas hingga menjadi lingkaran-lingkaran diskusi atau konsultasi di akar rumput.

Bersamaan dengan itu, kampanye berbau edukasi politik di media sosial juga harus digencarkan dan diluaskan, terutama untuk menjangkau sebanyak-banyaknya kaum muda.

Tentu saja, semua hal itu harus digelindingkan bersama dengan upaya memperbaiki kualitas SDM dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

Jika rakyat Indonesia sudah melek politik, maka dengan sendirinya elite dipaksa berubah dan ikut melenting bersama inovasi demokrasi.

Hanya dengan begitulah demokrasi Indonesia bisa naik kelas menjadi lebih partisipatif, inklusif, dan deliberatif.

Dengan sendirinya, demokrasi akan berjalan efektif: menyeleksi dan melahirkan pemimpin politik tidak hanya sesuai kehendak rakyat, tetapi juga bersih, berintegritas, punya gagasan besar, dan bisa bekerja dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com