Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Pangan Nasional Jamin Bantuan Beras Tak Dipolitisasi Jelang Pemilu

Kompas.com - 09/01/2024, 17:01 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjamin penyaluran bantuan pangan beras tidak dipolitisasi jelang pemilihan umum (Pemilu) tahun ini.

Dia mengatakan, bantuan pangan bebas dari atribut partai politik. Pengadaannya juga murni dari pos belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Enggak, Insya Allah enggak. Kan enggak ada atribut politik," kata Arief saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2024).

Arief menyampaikan bahwa pemberian bantuan pangan berupa beras merupakan bukti bahwa negara hadir untuk masyarakat rentan dan miskin. Sebab, bantuan itu murni untuk meringankan beban masyarakat.

Baca juga: Jokowi Perintahkan Penyaluran Bansos Tetap Dilanjutkan Tahun Ini

Selain itu, Arief mengatakan, bantuan pangan sudah disalurkan sejak lama di tahun-tahun sebelumnya. Artinya, penyaluran bukan digencarkan di tahun politik saja.

"Jadi enggak ada politisasi. Ini murni untuk masyarakat dan ini bukan menjelang Pemilu saja, dari tahun kemarin (sudah disalurkan). Dari dulu, dari zaman dulu," ujar Arief.

"Bansos (bantuan sosial) itu bantuan pangan. Anggaran bukan dari Kemensos (Kementerian Sosial)," katanya lagi.

Lebih lanjut, Arief mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan agar bantuan tetap disalurkan tahun ini.

Sebab, masyarakat yang masuk dalam kategori penerima bansos membutuhkan bantuan tersebut.

Baca juga: Wapres: Beri Bansos Terus Namanya Melestarikan Kemiskinan

Apalagi, dia mengatakan, musim panen akan bergeser sekitar bulan Mei-Juni karena perubahan iklim.

"Kemudian perintah Pak Presiden, bantuan pangan itu dilanjutkan sampai Maret. Bahkan tadi atas permintaan Menko Perekonomian sampai dengan Juni karena masyarakat di bawah perlu sekali," ujar Arief.

Sebelumnya, calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo meminta penyaluran bansos ke masyarakat tidak dipolitisasi di masa kampanye.

"Jangan dipolitisasi, jangan dipolitisasi, karena itu haknya rakyat begitu ya. Karena kan klaimnya biasa," kata Ganjar saat ditemui di Pasar Rakyat Kebon Agung, Ngesrep, Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Sabtu (30/12/2023).

Baca juga: Istana: Bansos Bersumber dari APBN, Tak Ada Hubungan dengan Pemilu

Ganjar tidak memungkiri bahwa bansos adalah salah satu alat yang dipakai untuk kepentingan politik tertentu akhir-akhir ini.

Menurut Ganjar, penyaluran bansos merupakan hak dan wewenang pemerintah. Penyalurannya pun harus lebih dulu disetujui oleh DPR setelah usulannya disampaikan pembuat kebijakan.

Penyaluran bansos, banyak terpusat di kementerian terkait, yaitu Kemensos.

"Saya kira (penyaluran bansos) baik, tapi biasanya dalam suasana politik, tahun politik seperti ini saling klaim itu menjadi paling kuat. Maka masyarakat perlu tahu bahwa memang bansos itu hak mereka, tinggal penyaluran saja yang diperbaiki," ujar Ganjar.

Baca juga: Anies: Bansos Dibeli dari Uang Pajak, Jangan Pernah Diklaim Bantuan Pribadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com