Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Gembar-gembor Makan Siang-Susu Gratis, Klaim Cegah Stunting dan Sejahterakan Petani

Kompas.com - 05/01/2024, 15:15 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengatakan, gagasan makan siang dan susu gratis untuk seluruh anak Indonesia merupakan program unggulannya bersama calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka.

Ia mengeklaim, program ini bakal menyelesaikan banyak persoalan di Indonesia, salah satunya menekan angka stunting.

“Salah satu program unggulan saya adalah memberi makan kepada semua anak Indonesia dan protein susu terutama, ini kami yakin adalah jawaban untuk segera menuntaskan masalah stunting, masalah kurang gizi,” kata Prabowo saat menghadiri diskusi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta, Kamis (4/1/2024).

Tak hanya itu, program makan siang dan susu gratis diyakini mampu memperkuat kecerdasan otak dan meningkatkan prestasi akademis generasi muda.

Baca juga: TKN: Prabowo Konsisten Suarakan Isu Kemanusiaan dan Perdamaian Global di Forum Internasional

Realisasi program ini juga diklaim akan meningkatkan kesejahteraan petani. Sebab, bahan-bahan pangan yang digunakan seluruhnya bersumber dari petani lokal.

“Jadi dengan program ini, dengan makan di tiap desa, tiap kecamatan, tiap kabupaten, tiap provinsi, kita yakini bahwa nanti tidak ada keluhan petani-petani kita, ‘Pak, habis panen hasil panen saya tidak diserap, hasil panen saya tidak ada yang ambil, harga jatuh, barang-barang hasil panen saya busuk',” ujar Prabowo.

Jika realisasi program ini berjalan baik, Prabowo yakin, imbasnya bukan hanya perbaikan gizi dan peningkatan kecerdasan anak-anak, tetapi juga mengoptimalkan daya saing sumber daya manusia (SDM) dalam negeri.

Lebih jauh lagi, program makan siang dan susu gratis diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Tujuannya adalah Indonesia negara maju yang akan menjadi negara produktif,“ tutur Menteri Pertahanan itu.

Adapun program makan siang dan susu gratis Prabowo-Gibran menuai pro dan kontra. Apalagi, program tersebut diperkirakan menelan anggaran Rp 450 triliun per tahun.

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, misalnya, belum lama ini mempertanyakan prospek dari program tersebut. Ia menilai, program makan siang dan susu gratis itu tak jelas tujuannya.

“Begini, kalau makan siang gratis itu baguslah, tetapi prospeknya apa?," kata Mahfud saat ditemui di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).

Baca juga: Prabowo Akui Pemerintah Masih Banyak Kekurangan, Singgung Demokrasi dan Hukum

Kritik juga disampaikan cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar. Menurut Muhaimin, ketersediaan bahan baku pembuatan susu di Indonesia masih terbatas untuk bisa memenuhi kebutuhan yang dijanjikan itu.

Atas keterbatasan tersebut, ia yakin pemerintah harus impor susu dari luar negeri jika program susu gratis direalisasikan.

“Isu makan gratis itu memang menarik, susu gratis, menarik, (tapi) itu susunya enggak ada, pasti impor, dan menguntungkan orang-orang yang mengimpor susu,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin itu di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/1/2024).

“Kalau sekarang susu butuhnya satu juta liter yang tersedia hanya 300 liter, bagaimana kalau enggak impor?” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com