Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Janji Segera Cairkan Tukin KPU: Jangan Sampai Urusan Sensitif Ganggu Tahapan Pemilu

Kompas.com - 30/12/2023, 12:21 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji segera mencairkan tunjangan kinerja (tukin) bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Mulanya, Jokowi ditanya oleh Ketua KPU Hasyim Ashari sebelum ia memberikan sambutan pada acara konsolidasi nasional KPU menjelang Pemilu 2023 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).

“Mohon maaf, tadi waktu akan masuk ke hall ini, saya ditanya Pak Ketua KPU, ‘Pak, tukinnya gimana?’,” kata Jokowi.

Jokowi pun mengaku bahwa ia belum meneken tukin tersebut.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Jangan Sampai Terjadi Peretasan di Pemilu 2024

Presiden kemudian bertanya kepada Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno.

“Ini posisinya masih berada di mana? Ternyata posisinya masih berada di Menpan-RB (Menteri Pendayagunaan Aparat Negara dan Reformasi Birokrasi). Jadi saya belum bisa menjawab pada pagi hari ini,” ucap Jokowi.

Namun, Jokowi berjanji akan mencairkan tukin itu pada Januari 2024.

“Tetapi saya akan berusaha agar pada bulan Januari akan bisa selesai,” kata Jokowi.

“Urusan-urusan sensitif seperti ini jangan sampai mengganggu tahapan pemilu,” tutur Presiden.

Baca juga: Minta KPU Betul-betul Netral, Jokowi: Bertindak Sesuai Aturan Saja Dicurigai, Ya Kan?

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga meminta KPU betul-betul netral dalam menyelenggarakan Pemilu 2024.

“KPU juga betul-betul netral, tidak memihak, tidak memihak,” kata Jokowi.

“Bertindak sesuai aturan saja, KPU bisa dicurigai, ya, kan? Apalagi KPU mencoba untuk melenceng dari aturan,” ujar Presiden.

Jokowi menyebutkan, KPU harus netral untuk menjaga legitimasi pemilu di Indonesia.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Keteledoran Teknis Pemilu Bisa Ganggu Kondusivitas Negara

Presiden juga menyampaikan bahwa penyelanggaraan pemilu sangatlah kompleks. Oleh karena itu, tata kelolanya harus baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com