Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Debat Cawapres: Kuatnya Mahfud, Asertifnya Gibran, dan Muhaimin Tak Meyakinkan

Kompas.com - 23/12/2023, 16:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tanggapannya terhadap pertanyaan Mahfud tentang infrastruktur sosial menunjukkan hal ini. Alih-alih menjawab pertanyaan tersebut secara langsung, ia malah membahas sanitasi dan stunting.

Meskipun kedua hal tersebut tidak diragukan lagi merupakan isu penting, namun perlu diselaraskan dengan fokus pertanyaan, yang menunjukkan kurangnya koherensi strategis dalam argumentasi Gibran.

Selain itu, kecenderungan Gibran untuk menggunakan jargon teknis dan singkatan yang tidak jelas, mungkin untuk mengganggu lawan-lawannya, terutama Muhaimin, adalah pedang bermata dua.

Meskipun menyoroti pemahamannya tentang subjek yang kompleks, taktik ini berisiko mengasingkan penonton.

Hal ini terlihat sebagai upaya untuk mempermalukan daripada terlibat dalam debat yang konstruktif.

Langkah berani Gibran untuk menyebut ketidakkonsistenan Muhaimin dalam isu IKN merupakan hal menarik perhatian, yang menunjukkan kesediaannya untuk menantang dan berkonfrontasi.

Namun, gaya tegas ini, meskipun menarik perhatian, terkadang menutupi substansi dari argumen kebijakannya. Contohnya, ketika ia ditanya oleh Mahfud mengenai infrastruktur sosial, tapi malah dijawab dengan sanitasi dan stunting.

Kendati demikian, kelugasan dan ketajaman taktis Gibran terlihat jelas, tetapi pendekatannya terkadang kurang halus dan inklusif yang diperlukan untuk debat konstruktif.

Keahlian teknisnya harus diimbangi dengan gaya komunikasi yang mudah dimengerti dan menarik bagi audiens lebih luas.

Penampilan Gibran patut dipuji; namun, masih belum bisa mengungguli Mahfud yang memiliki pengalaman luas dan kemampuan setara dengan seorang profesor. Namun demikian, penampilan Gibran memang melampaui Muhaimin.

Sebaliknya, penampilan Muhaimin Iskandar adalah yang paling tidak menarik. Pidato pembukaannya, yang mempertanyakan kelayakan platform debat, bernada defensif.

Sepanjang debat, Muhaimin sering menggunakan istilah 'slepetnomics', istilah yang tidak memiliki definisi jelas dan gagal diterjemahkan ke dalam narasi kebijakan koheren. Ketidakjelasan ini membuat para hadirin merenungkan substansi di balik retorikanya.

Kegagapan Muhaimin yang paling signifikan terjadi ketika ia berjuang untuk menjawab pertanyaan Gibran tentang Keadaan Ekonomi Islam Global (SGIE).

Momen ini menyoroti kebutuhannya akan persiapan dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuannya untuk beradaptasi dengan tantangan tak terduga dalam lingkungan berisiko tinggi.

Selain itu, buruknya manajemen waktu, sering kali melebihi waktu yang ditentukan, mencerminkan kebutuhan untuk lebih disiplin dalam strategi debatnya.

Kekurangan-kekurangan ini sangat penting dalam situasi di mana ketepatan dan kejelasan sama pentingnya dengan konten.

Penampilan Muhaimin menjadi pengingat akan pentingnya persiapan dan eksekusi strategis dalam debat politik. Pendekatannya membutuhkan kejelasan dan kekhususan yang lebih untuk membuat kasus persuasif kepada para pemilih.

Debat cawapres merupakan acara yang memiliki banyak sisi, yang tidak hanya menampilkan pengetahuan kebijakan para kandidat, tetapi juga pemikiran strategis, kemampuan komunikasi, dan kemampuan mereka untuk terhubung dengan penonton.

Mahfud MD, dengan tanggapan-tanggapannya yang beralasan dan berpengetahuan luas, tampil sebagai peserta debat paling mahir. Namun, penampilannya bisa lebih baik jika ia lebih melibatkan diri secara emosional untuk melengkapi kehebatan intelektualnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Bertemu Jokowi, Sekjen OECD Akan Temui Prabowo

Setelah Bertemu Jokowi, Sekjen OECD Akan Temui Prabowo

Nasional
PKS Pecat Caleg di Aceh yang Ditangkap Karena Kasus Narkoba

PKS Pecat Caleg di Aceh yang Ditangkap Karena Kasus Narkoba

Nasional
Achsanul Qosasi Minta Maaf karena Terima Uang 40 M dari Proyek BTS

Achsanul Qosasi Minta Maaf karena Terima Uang 40 M dari Proyek BTS

Nasional
4 Poin Penting PP Tapera: Syarat Kepesertaan hingga Besaran Iurannya

4 Poin Penting PP Tapera: Syarat Kepesertaan hingga Besaran Iurannya

Nasional
DPR Setujui Revisi 4 Undang-Undang sebagai Usul Inisiatif

DPR Setujui Revisi 4 Undang-Undang sebagai Usul Inisiatif

Nasional
Menyoal Putusan Sela Gazalba Saleh, Kewenangan Penuntutan di UU KPK dan KUHAP

Menyoal Putusan Sela Gazalba Saleh, Kewenangan Penuntutan di UU KPK dan KUHAP

Nasional
Achsanul Qosasi Akui Terima Uang dari Proyek BTS: Saya Khilaf

Achsanul Qosasi Akui Terima Uang dari Proyek BTS: Saya Khilaf

Nasional
Warga Kampung Susun Bayam Keluhkan Kondisi Huntara: Banyak Lubang, Tak Ada Listrik

Warga Kampung Susun Bayam Keluhkan Kondisi Huntara: Banyak Lubang, Tak Ada Listrik

Nasional
Dikonfrontasi Jaksa, Istri SYL Tetap Bantah Punya Tas Dior dari Duit Kementan

Dikonfrontasi Jaksa, Istri SYL Tetap Bantah Punya Tas Dior dari Duit Kementan

Nasional
Bos Maktour Travel Mengaku Hanya Diminta Kementan Reservasi Perjalanan SYL ke Saudi, Mayoritas Kelas Bisnis

Bos Maktour Travel Mengaku Hanya Diminta Kementan Reservasi Perjalanan SYL ke Saudi, Mayoritas Kelas Bisnis

Nasional
Jadi Tenaga Ahli Kementan, Cucu SYL Beralasan Diminta Kakek Magang

Jadi Tenaga Ahli Kementan, Cucu SYL Beralasan Diminta Kakek Magang

Nasional
Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Wakil Ketua MK: Sistem Noken Rentan Dimanipulasi Elite

Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Wakil Ketua MK: Sistem Noken Rentan Dimanipulasi Elite

Nasional
Putusan Bebas Gazalba Saleh Dikhawatirkan Bikin Penuntutan KPK Mandek

Putusan Bebas Gazalba Saleh Dikhawatirkan Bikin Penuntutan KPK Mandek

Nasional
Polemik Putusan Sela Gazalba, KPK Didorong Koordinasi dengan Jaksa Agung

Polemik Putusan Sela Gazalba, KPK Didorong Koordinasi dengan Jaksa Agung

Nasional
Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Hakim MK: Mayoritas Hasil Pemilu di Papua Harus Batal

Jadi Ahli Sengketa Pileg, Eks Hakim MK: Mayoritas Hasil Pemilu di Papua Harus Batal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com