Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini Renggang, Jokowi Diyakini Bakal Upayakan Perbaiki Hubungan dengan PDI-P

Kompas.com - 21/12/2023, 12:20 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hubungan Presiden Joko Widodo dengan partainya, PDI Perjuangan, dinilai bermasalah setelah putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping calon presiden (capres) Prabowo Subianto.

Jokowi sampai saat ini masih bernaung di bawah partai banteng, namun dukungannya dipertanyakan.

“Pascaserangan hebat PDI-P pada Jokowi pada 25 Oktober di momentum deklarasi pencawapresan Gibran, posisi Jokowi di PDI-P juga problematik, seolah ada tapi seperti tidak ada,” kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Rabu (20/12/2023).

Meski demikian, Umam meyakini, ke depan, Jokowi akan berupaya untuk memperbaiki hubungannya dengan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.

Menurutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu punya celah untuk memperbaiki hubungan melalui putri Megawati yang juga Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, yang relatif lebih fleksibel dalam berkomunikasi.

Baca juga: Jokowi Groundbreaking Mapolres IKN Senilai Rp 160 Miliar

Peluang konsolidasi antara Jokowi dan PDI-P dinilai memungkinkan, apalagi, belakangan partai banteng tampak berupaya mendekatkan diri lagi ke Presiden, setelah sempat “menyerang” Jokowi dan Gibran.

“Saya berkeyakinan Jokowi akan mencari peluang untuk memperbaiki hubungannya dengan PDI-P. Sebagai pemimpin dengan latar belakang budaya Jawa, Jokowi sering menggunakan model pendekatan komunikasi yang cenderung menghindari benturan konflik terbuka,” ujar Umam.

Menurut Umam, peluang rujuk antara Jokowi dan PDI-P juga bergantung pada hasil Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Kemarahan internal PDI-P terhadap Jokowi mungkin mereda seandainya hasil pilpres tak berpihak pada pasangan capres-cawapres yang diusung PDI-P, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

“Di situlah ruang negosiasi PDI-P dengan lingkaran Jokowi akan terjadi,” ucap Umam.

Umam melanjutkan, sampai saat ini, Jokowi dan keluarga masih bermain aman sembari melihat dinamika politik mendatang.

Namun, menurutnya, jika konsolidasi antara Jokowi dan PDI-P ke depan menemui jalan buntu, terbuka peluang buat Jokowi berpindah haluan ke partai politik pendukung pemerintahannya.

Dari berbagai opsi, Golkar dan Gerindra dinilai paling mungkin menjadi tempat Jokowi berlabuh. Ini mengingat kedekatan Jokowi dengan Golkar ataupun Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto.

“Jokowi bisa menjadikan Gerindra sebagai opsi sebagai ‘trade off’ (kompensasi) dengan Prabowo jika ia terpilih sebagai presiden mendatang,” kata Umam.

“Sedangkan Gibran bisa diarahkan ke Golkar, supaya sebaran kekuatan politiknya lebih merata dan tidak terkonsentrasi di satu titik kekuatan politik yang sama,” lanjut dosen Universitas Paramadina itu.

Baca juga: Sebut Prabowo Bukan Jokowi, Sekjen PDI-P: Prabowo Sulit Blusukan

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi mengaku nyaman dalam hubungannya dengan Partai Golkar. Golkar pun tak menampik bahwa ada sinyal Jokowi hendak bergabung.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celcius pada Puncak Haji

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celcius pada Puncak Haji

Nasional
Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Nasional
KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Nasional
Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Nasional
Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Nasional
Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Nasional
Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com