Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Pastikan Perbaikan Jembatan Otista Tetap Jaga Cagar Budaya

Kompas.com - 19/12/2023, 14:42 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, perbaikan Jembatan Otto Iskandar Dinata (Otista) di Kota Bogor tetap mempertahankan kondisi cagar budaya dari konstruksi jembatan tersebut.

Presiden juga memastikan konstruksi asli jembatan yang berbentuk melengkung tidak dihilangkan.

"Tetap dijaga. Tadi saya juga ke bawah melihat, konstruksi lengkung itu tetap tidak dihilangkan,” ujar Jokowi usai meresmikan Jembatan Otista pada Selasa (19/12/2023).

Baca juga: Jokowi Resmikan Jembatan Otista di Kota Bogor yang Telan Biaya Perbaikan Rp 50 Miliar

Adapun Jembatan Otista dibangun pada 1920. Pantauan Kompas.com pada Selasa, konstruksi lengkung berada di bawah beton jembatan atau tepat di atas aliran Sungai Ciliwung.

Presiden Jokowi menilai Jembatan Otista yang dibangun dengan anggaran hampir Rp 50 miliar tersebut, saat ini telah memiliki konstruksi yang lebih baik dibanding sebelumnya.

“Sehingga kalau kita lihat sekarang saya kira lebih dari cukup,” tuturnya.

Kepala Negara mengungkapkan, proyek pelebaran jembatan tersebut sebagai upaya mengatasi permasalahan kemacetan yang diakibatkan oleh penyempitan jalan.

“Jembatan ini Jembatan Otista ini salah satu menjadi problem di Kota Bogor, karena setelah (jalanan) melebar, menyempit di jembatan ini,” tutur Jokowi.

Sementara itu, dalam laporannya saat peresmian, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menjelaskan Jembatan Otista merupakan bangunan lama yang dibangun pada 1920.

Baca juga: Uji Beban Kendaraan Tuntas, Jembatan Otista Bogor Dibuka Senin Depan

Jembatan tersebut diperlebar pada 1970. "Dan pada 90-an menjadi arus utama (kegiatan masyarakat) di kota Bogor," kata Bima Arya.

Oleh karenanya, jembatan tersebut juga dipenuhi pedagang kaki lima sehingga menyebabkan macet.

Bima Arya menjelaskan, pada 2015 pemerintah kota Bogor melakukan kajian sehingga diterapkan kebijakan sistem satu arah. Dengan kebijakan tersebut, kemacetan masih tetap terjadi.

Kemudian, warga Kota Bogor meminta agar Jembatan Otista diperlebar.

"Kami mengajukan kepada provinsi, sempat disetujui di tahun 2020 tetapi karena Covid-19 terjadi, (lalu ada) kebijakan rasionalisasi (sehingga) ditunda. Baru kemudian pada awal tahun ini jembatan ini dibangun," jelas Arya Bima.

Baca juga: Diresmikan Jokowi, Jembatan Otista Bogor Akhirnya Kembali Dibuka

"Jembatan ini dibangun selama 7,5 bulan. Perjalanan yang tidak mudah. Karena warga harus cukup bersabar bukan saja bersabar karena kemacetan yang ditimbulkan akibat pengaturan lalu lintas tetapi juga berkurangnya pendapatan warga," katanya.

Bima Arya berharap dengan selesainya jembatan tersebut dapat menopang arus lalu lintas serta perekonomian warga sekitar.

“Mudah-mudahan lancarnya jembatan ini membukakan rezeki yang lebih luas lagi bagi seluruh warga,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com