Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Jangan Sampai Republik Ini Dipimpin Orang dengan Rekam Jejak Pelanggaran HAM

Kompas.com - 11/12/2023, 13:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

BANTEN, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menduga ada pasangan calon presiden dan wakil presiden yang masih malu-malu untuk menghadapi tema debat calon presiden (capres) pertama yaitu seputar demokrasi, penegakan hukum hingga Hak Asasi Manusia (HAM).

Ini disampaikan usai ditanya persiapan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menghadapi debat Pilpres 2024.

Mulanya ia mengingatkan agar memilih calon pemimpin yang tidak pernah melakukan pelanggaran HAM.

"Di dalam materi tentang HAM sangat jelas basisnya dari Ideologi Pancasila. Sila Ketuhanan, Sila Kemanusiaan, Sila Kerakyatan, sila menyelesaikan masalah dengan demokrasi bukan dengan kekerasan," kata Hasto ditemui di Banten, Minggu (10/12/2023) sore.

"Maka jangan sampai republik dipimpin oleh orang yang punya rekam jejak pelanggaran HAM," lanjut dia.

Baca juga: Jelang Debat Pilpres, Ini Kata 3 Kubu Paslon soal Penyelesaian HAM Berat Masa Lalu

Ia melanjutkan, dalam kontestasi Pilpres 2024, ada pula Paslon yang tidak memasukkan soal penegakan HAM dalam visi misinya.

Meski begitu, Hasto sama sekali tak menyebut siapa paslon yang dimaksud.

Lepas dari Paslon itu, Hasto lantas mencontohkan Paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang diklaim berupaya menegakkan demokrasi hingga HAM.

"Pak Ganjar Pak Mahfud menjadikan komitmen terhadap HAM ini sebagai panggilan jiwanya," imbuh dia.

Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini menjelaskan, komitmen itu disampaikan Paslon nomor urut tiga karena menganggap nilai-nilai kemanusiaan itu sangat penting.

Ia turut mencontohkan bagaimana nilai-nilai kemanusiaan diberikan Ganjar-Mahfud selama membangun bangsa negara lewat jabatan yang pernah diemban.

Baca juga: Skor Indeks HAM Indonesia 2023 Turun

Menurutnya, Ganjar-Mahfud adalah sosok yang cinta pada rakyat, Tanah Air dan pertiwi.

Setelah menyatakan itu, Hasto menyebut ada pasangan calon yang masih malu-malu menghadapi debat pertama karena tidak memiliki nilai kemanusiaan.

"Itu bagian komitmen yang ditunjukkan. Sementara yang di sana masih malu-malu, karena masa lalu," pungkas Hasto.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah memutuskan untuk menggelar tiga kali debat capres dan dua kali debat cawapres.

Baca juga: Debat Capres-Cawapres soal Isu HAM Diharap Tak Sekadar Formalitas

"Debat pertama itu nanti adalah porsinya untuk debat capres, calon presiden. Debat kedua adalah debat untuk cawapres," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (6/12/2023).

"Debat yang ketiga adalah debat untuk capres. Debat keempat adalah debat untuk cawapres, dan kelima atau debat yang terakhir itu porsinya adalah untuk debat capres," ujarnya melanjutkan.

Hasyim mengatakan, KPU juga telah menetapkan tema yang diangkat di masing-masing kesempatan debat.

Ia mengungkapkan, debat pertama pada 12 Desember 2023 adalah debat capres yang mengangkat isu pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com