Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nawawi Sebut KPK Monitor Anggaran Pemilu Senilai Rp 70,5 Triliun Lebih

Kompas.com - 30/11/2023, 20:56 WIB
Syakirun Ni'am,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Sementara Nawawi Pomolango menyatakan pihaknya memiliki tugas untuk memonitor anggaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang mencapai Rp 70,5 triliun lebih.

Pernyataan tersebut Nawawi sampaikan saat dimintai penjelasan terkait risiko kerawanan korupsi terkait penyelenggaraan Pemilu.

“KPK punya tugas untuk memonitor Rp 70,5 triliun itu. KPK punya tugas untuk itu,” kata Nawawi dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Nasional Pendidikan Antikorupsi (Rakornas Pak) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023).

Menurut Nawawi, anggaran Pemilu 2024 itu bukan angka yang sedikit dan belum diketahui apakah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan berlangsung dalam satu atau dua putaran.

Baca juga: Soal DPR Setujui Anggaran Pemilu untuk Satu Putaran, Jokowi: Tanya Menkeu, Pasti Disiapin

Nawawi mengatakan, KPK tidak hanya memiliki tugas untuk menindak perbuatan korupsi. Lembaga antirasuah juga mendapatkan mandat untuk mencegah terjadinya korupsi.

Mantan hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) tersebut mengatakan Pasal 6 Huruf a Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK menyebut salah satu tugas pokok KPK adalah mencegah terjadinya korupsi.

“Jadi segala daya upaya yang bisa kita lakukan, sistem yang bisa kita bangun yang bisa mencegah potensi tindak pidana korupsi itu lahir,” tutur Nawawi.

Nawawi menuturkan, dalam mencegah korupsi di sektor politik, KPK telah menggelar sejumlah program di antaranya, Politik Cerdas Berintegritas (PCB) yang diikuti elite dan kader partai politik.

Baca juga: Formappi Anggap KPU-Bawaslu Tak Bisa Dipercaya jika Tidak Transparan soal Penggunaan Anggaran Pemilu

Selain itu, KPK juga mencetuskan program kampanye anti politik uang dengan tagline "Hajar Serangan Fajar".

Kegiatan itu merupakan program dari Kedeputian Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat. 

“Di sisi lain ada juga yang meminta kepada Kedeputian Penindakan (yang menangani kasus), kemarin saya sudah bilang, kita jangan cuma lihat saja soal politik uang, ngasih berapa itu,”  tutur Nawawi.

Diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengalokasikan anggaran Rp 71,3 triliun untuk menyukseskan Pemilu 2024.

Anggaran yang diberikan sejak 20 bulan sebelum hari H Pemilu atau pada 2022 sampai 2024, di antaranya anggaran pemilu sebesar Rp 3,1 triliun pada 2022, Rp 30,0 triliun pada 2023, dan sebesar Rp 38,2 triliun pada 2024.

Baca juga: Target Menangkan Anies-Muhaimin pada Pemilu 2024, PKB Akan Lakukan Kampanye Door-to-Door

Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata menjelaskan, total keseluruhan anggaran itu untuk menetapkan, antara lain jumlah kursi, pengawasan penyelenggara pemilu, pemutakhiran data pemilih, penyusunan dapil, pengelolaan dan pengadaan laporan dan dokumentasi logistik. 

Anggaran tersebut utamanya dialokasikan untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). 

“Total realisasi anggaran Pemilu 2024 pada anggaran 2022 mencapai Rp2,7 triliun atau 88,2 persen dari pagu anggaran sebesar Rp 3,1 triliun,” katanya dalam siaran pers, Selasa (10/10/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

KPK Sita Rumah Mewah yang Dibeli Anak Buah SYL di Parepare

KPK Sita Rumah Mewah yang Dibeli Anak Buah SYL di Parepare

Nasional
PDI-P Anggap Wajar Jokowi Bertemu dengan Puan

PDI-P Anggap Wajar Jokowi Bertemu dengan Puan

Nasional
MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

MK: Anwar Usman Tetap Adili Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya di PTUN

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep 'Link and Match'

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Singgung soal Konsep "Link and Match"

Nasional
MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

MK Didesak Larang Anwar Usman Putus Sengketa Pileg yang Libatkan Saksi Ahlinya

Nasional
Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Try Sutrisno Peringatkan Prabowo Jangan Ceroboh Tambah Kementerian

Nasional
Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Kakak SYL Disebut Dapat Duit Rp 10 Juta Per Bulan dari Kementan

Nasional
PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

PDI-P Tak Bakal Cawe-cawe dalam Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Saksi Sebut Pedangdut Nayunda Nabila Dititip Kerja di Kementan jadi Asisten Anak SYL

Nasional
Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Gerindra: Revisi UU Kementerian Negara Akan Jadi Acuan Prabowo Susun Kabinet

Nasional
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja, Imam Prasodjo Dorong Pelibatan Unit Kerja Kreatif

Nasional
Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Cegah Jual Beli Suara, Perludem Minta MK Lanjutkan Sengketa PPP-Partai Garuda ke Pembuktian

Nasional
Minta Pejabat Kementan Beli Mikrofon Rp 25 Juta, SYL: Saya Pinjam Dek

Minta Pejabat Kementan Beli Mikrofon Rp 25 Juta, SYL: Saya Pinjam Dek

Nasional
Zulhas Sebut Para Mendag APEC 2024 Sepakat Dorong Digitalisasi dalam Perdagangan di Era Modern

Zulhas Sebut Para Mendag APEC 2024 Sepakat Dorong Digitalisasi dalam Perdagangan di Era Modern

Nasional
Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Bantah Tak Solid, Elite PDI-P Sebut Semua Kader Boleh Berpendapat Sebelum Megawati Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com