Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ungkap Potensi Kerawanan, Moeldoko Sebut IKN Harus Adopsi Sistem "Smart Defense"

Kompas.com - 30/11/2023, 16:30 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai sentral pemerintahan negara di masa depan membutuhkan sistem pertahanan cerdas atau smart defense.

Terlebih perkembangan teknologi telah menjadikan medan pertempuran semakin kompleks.

Selain itu wilayah IKN masuk dalam radius tiga kapabilitas militer Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Baca juga: BSDE Buka Peluang Bangun Proyek di IKN Nusantara

“Kerawanan IKN menuntut kita untuk mengadopsi konsep pertahanan cerdas,” tegas Moeldoko saat menjadi pembicara pada Forum Diskusi Mewujudkan Pertahanan IKN Nusantara sebagai Center of Gravity Negara, di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (30/11/2023) sebagaimana dilansir siaran pers KSP.

Moeldoko menegaskan sistem pertahanan di IKN merupakan subsistem dari sistem pertahanan negara. Untuk itu, kata dia, sistem pertahanan IKN harus disesuaikan dengan ancaman yang dihadapi oleh Indonesia.

Moeldoko menjelaskan, selama ini ancaman yang dihadapi oleh Indonesia lebih fokus di wilayah Jawa. Sehingga kekuatan militer Indonesia juga terkonsentrasi di Jawa.

Baca juga: Guyonan Heru Budi, ASN DKI yang Mau Cepat Naik Jabatan Bisa Pindah Tugas ke IKN

Namun dengan pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, maka ancaman yang dihadapi oleh Indonesia juga akan bergeser.

“Saatnya kita konstruksikan lagi kekuatan militer seperti apa yang perlu kita bawa ke IKN,” tegasnya.

Menurut Panglima TNI 2013-2015 itu, dalam membangun kekuatan militer harus disesuaikan dengan perencanaan pertahanan.

Yakni apakah berbasis ancaman atau kapabilitas.

Pertahanan berbasis ancaman, kata Moeldoko, dilakukan dengan mengidentifikasi potensi lawan, serta menilai kemampuan lawan saat ini dan masa depan.

Baca juga: Dewan Pakar Timnas Anies-Cak Imin Usul Anggaran IKN Dialihkan untuk Kembangkan 14 Kota di Luar Jawa

Hal tersebut membutuhkan pengembangan kemampuan khusus, pemahaman secara komprehensif terhadap berbagai potensi ancaman, serta desain kebijakan dan strategi untuk membentuk kekuatan pertahanan militer dan non militer.

Meski menjadi dasar pembangunan kekuatan militer, namun Moeldoko menilai pendekatan berbasis ancaman memerlukan anggaran yang sangat besar.

“Kalau pakai pendekatan ini habis anggaran,” ucapnya.

Dia pun menilai pembangunan kekuatan militer dengan pendekatan berbasis kapabilitas lebih realistis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri Lewat Jalur Khusus

Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri Lewat Jalur Khusus

Nasional
Polri Buru Dalang 'Illegal Fishing' Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

Polri Buru Dalang "Illegal Fishing" Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

Nasional
Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

Nasional
BPK Periksa SYL Soal dugaan Auditor Minta Rp 12 M

BPK Periksa SYL Soal dugaan Auditor Minta Rp 12 M

Nasional
UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

Nasional
Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Nasional
Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

Nasional
Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Nasional
Kasus 'Ilegal Fishing' 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Kasus "Ilegal Fishing" 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Nasional
Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Nasional
Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com