Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Pangkostrad Maruli Kandidat Kuat KSAD Selanjutnya

Kompas.com - 28/11/2023, 12:40 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis militer dari Semar Sentinel, Alman Helvas Ali, mengatakan bahwa Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal Maruli Simanjuntak sebagai kandidat kuat menjadi Kepala Staf TNI AD (KSAD) selanjutnya di antara nama-nama lain.

Menurut Alman, Maruli paling potensial dari aspek jabatan strategis sebagai Pangkostrad dan masa dinas yang masih lama, yakni baru akan pensiun pada Februari 2028.

“Pertimbangan lain adalah Pangkostrad Maruli pernah beberapa kali bekerja di lingkaran dalam presiden seperti di Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden). Tidak bisa dilepaskan pula pertimbangan subyektif yaitu Pangkostrad adalah menantu Menko Maritim (Luhut Binsar Panjaitan),” kata Alman saat dihubungi, Selasa (28/11/2023).

Namun, Alman mengatakan, Maruli memiliki tugas penting seandainya terpilih menjadi KSAD. Tugas itu adalah menjaga netralitas TNI AD di pemilihan umum (Pemilu) 2024.

“Dan menyiapkan kekuatan TNI AD untuk digunakan oleh Panglima TNI bila ada ancaman keamanan yang terkait pemilu muncul,” ujar Alman.

Baca juga: Jokowi Sebut Letjen Maruli Simanjuntak Salah Satu Kandidat KSAD

Sebelumnya, pengamat militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas juga menyebut nama Maruli sebagai kandidat kuat KSAD selanjutnya, selain nama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto.

Diketahui, baik Maruli maupun Suharyanto pernah bekerja di lingkungan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Maruli merupakan mantan Komandan Paspampres (Danpaspampres) dan abituren Akmil 1992. Sedangkan Suharyanto mantan Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) dan abituren Akmil 1989.

“Jika dilihat dari usia pensiun, rentang usia Maruli lebih panjang ketimbang Suharyanto. Suharyanto akan pensiun pada September 2025, Maruli pada Februari 2028,” kata Anton saat dihubungi, Kamis (23/11/2023).

Anton mengatakan, kans Maruli dan Suharyanto imbang karena keduanya sama-sama pernah bertugas di lingkaran Jokowi lebih dari satu tahun.

“Dengan demikian, faktor subyektivitas Jokowi akan sangat menentukan siapa yang akan dipilih dari dua nama ini,” kata Anton.

Baca juga: Digadang-gadang Jadi KSAD, Pangkostrad Maruli Mengaku Tidak Tahu

Dari sisi pendidikan, baik Maruli maupun Suharyanto sama-sama telah mengikuti semua jenjang pendidikan pengembangan seperti Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI AD, Sesko TNI, dan Lemhannas.

Riwayat penugasan keduanya pun juga sama-sama bervariasi, mulai dari pasukan tempur hingga teritorial.

Maruli terlihat lebih banyak pengalaman di pasukan tempur, terutama Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Sementara Suharyanto memiliki riwayat penugasan beragam, mulai dari Batalyon Linud-Raiders, guru militer, BIN, komandan teritorial, Sesmilpres hingga BNPB.

Sebagaimana diketahui, jabatan KSAD kosong setelah Jenderal Agus Subiyanto dilantik menjadi Panglima TNI.

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan, tiga nama yang berpeluang mengisi posisi KSAD adalah Letjen Maruli Simanjuntak (Pangkostrad), Letjen Suharyanto (Kepala BNPB), dan Letjen I Nyoman Cantiasa (Koordinator Staf Ahli KSAD).

"Ada beberapa nama. Pak Maruli salah satu yang kuat, terus kemudian ada Pak Suharyanto Kepala BNPB, dan Pak Nyoman Cantiasa,” ujar Meutya, dikutip dari laman resmi DPR RI.

Sebagai catatan, Nyoman Cantiasa ditunjuk menjadi Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Waka BIN) dalam mutasi dan rotasi yang tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1286/XI/2023 tanggal 9 November 2023. Namun, sejauh ini, Nyoman belum melaksanakan serah terima jabatan.

Baca juga: Istana Pastikan Jokowi Lantik KSAD Baru Pekan ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com