Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

PKS Sebut Jakarta Masih Layak Jadi Ibu Kota, Pengamat: Harusnya Diperkuat, Bukan Dipindah

Kompas.com - 27/11/2023, 21:24 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengamat tata kota Universitas Trisakti Herika Muhammad Taki menilai, kampanye Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tentang Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan gagasan cemerlang. 

"Sebuah hal unik dan menarik gagasan PKS ini melawan mainstream. Kalau kita lihat, belakangan ini ide pemindahan ibu kota semua mengarahkan seolah-olah akan pindah dan jalannya sangat mudah,” katanya  dalam siaran pers, Senin (27/11/2023). 

Pada kenyataannya, kata dia, memindah ibu kota tidak semudah itu, karena investor tidak ada yang masuk dalam pembangunan jalan.

"Ide mengembalikan atau menguatkan Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan gagasan yang cemerlang karena kota ini harusnya diperkuat, bukan dipindah," jelasnya.

Menurutnya, Jakarta saat ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya masih lebih baik dan layak menjadi ibu kota negara. 

Baca juga: PKS Ingin Ibu Kota Negara Tetap Jakarta, Gerindra: Nanti Berkuasa Bisa Diubah UU-nya

"Untuk saat ini, penunjukan ini Jakarta sebagai ibu kota negara yang paling baik ditinjau dari segala macam tinjauan baik dari sisi ekonomi, infrastruktur pembangunan, ataupun sisi sosial budaya dan seterusnya,” katanya. 

Terlebih, calon presiden (capres) Anies Baswedan telah menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 31 Tahun 2022 tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sampai 25 tahun ke depan. Peraturan ini diterbitkan Anies sebelum mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.

Herika menyebutkan, sebelum Anies mengakhiri periodenya, dia mengesahkan RDTR yang merangkum dan menyertakan perkembangan kota yang sangat padat.

“Pergub itu memuat arah permukiman yang memungkinkan menjawab permasalahan lingkungan masyarakat untuk jangka waktu 25 tahun mendatang dan ini prestasi Pak Anies," ungkapnya. 

Baca juga: 3 Alasan PKS Ingin Jakarta Tetap Menjadi Ibu Kota Negara, Bukan IKN

Lebih lanjut Herika berharap, rencana pemindahan ibu kota harus dikaji secara komprehensif dan tidak sekedar kepentingan politik semata. 

“Pemindahan ibu kota harus dengan kajian yang paripurna dari segala sisi ini menjadi pertimbangan, dilihat dari penduduk dengan budaya yang mencerminkan ke-Indonesia-an juga menjadi bagian penting," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com