Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kepala BKKBN Tekankan Pentingnya Perbaikan Sanitasi untuk Turunkan Stunting di Kaltim

Kompas.com - 22/11/2023, 16:24 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo menekankan pentingnya perbaikan sanitasi untuk menurunkan prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

"Jadi, kalau menurut saya, sebetulnya stunting ini sangat bisa diatasi, asalkan ada goodwill-nya. Agak berat mengatasi stunting di Kaltim itu masalah sanitasi. Memang sanitasi di sana itu, waduh, masih berat, meskipun sudah diberikan solusi bikin sanitasi, mereka masih nyaman buang air besar (BAB) di sungai," katanya.

Pernyataan itu disampaikan dr Hasto saat menjadi narasumber pada kegiatan Sharing Session Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur 2023, Selasa (21/11/2023).

Adapun kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim.

Baca juga: Angka Pernikahan Dini Tertinggi di Kaltara, Kabupaten Nunukan Belum Jadi Kota Layak Anak

"Makanya saya pesan, bagaimana revolusi untuk sanitasi. Jadi, pertama revolusi kebijakan yang dikonvergensikan untuk nutrisi, gizi, pada sumber daya manusia (SDM), sama dikonvergensikan untuk biaya sekolah," ujar dr Hasto.

Ia menyampaikan bahwa GDPK terdiri dari lima aspek. Pertama, pengendalian kuantitas penduduk. Kedua, peningkatan kualitas penduduk. Ketiga, penataan persebaran dan pengarahan mobilitas penduduk.

Keempat, pembangunan keluarga berkualitas. Kelima, penataan data dan informasi kependudukan, serta administrasi kependudukan.

"Nah, sekarang ini kualitas itu menjadi penting saya yakin. Sehingga tidak hanya kuantitas saja, tapi kualitas," ujar dr Hasto.

Baca juga: Kelurahan Jatimulya Depok Dapat Penghargaan Bebas Stunting di Tengah Polemik Menu Makanan Tambahan

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa model pengentasan stunting di Indonesia dilakukan dengan fokus terhadap anak stunting. Salah satunya pendekatan melalui pos pelayanan terpadu (posyandu).

Indonesia, kata dr Hasto, harus memiliki posyandu untuk menimbang, mengukur berat badan dan tinggi badan anak.

Menurutnya, apabila hal tersebut diabaikan akan sangat berbahaya. Sebab pemerintah pusat jadi tidak mengetahui berapa banyak anak stunting atau tidak mencapai berat badan yang sesuai.

“Posyandu itu tidak ada di Amerika dan Singapura. Tapi kok sukses mengatasi stunting? Nah, itu karena mereka sudah mengatasi dari hulunya, itu lho, semua ibu hamil dan bayi bawah lima tahun (balita), hingga bayi dapat paket seperti susu. Mereka tidak perlu posyandu (karena) semua (program sampai eksekusi) sudah bagus,” jelasnya.

Baca juga: Program Pangeran Diponegoro dari Pemkot Semarang Raih Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2023

TFR Kaltim capai 2,18

Tak lupa dr Hasto menyampaikan apresiasi kepada Provinsi Kaltim yang telah mencapai angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) di angka 2,18 meski belum merata di semua kabupaten atau kota.

"TFR-nya tinggi enggak apa-apa, tetapi jaraknya, jarak kelahiran harus diatur," kata Kepala BKKBN ini.

Ia mengatakan, apabila Kaltim ingin meningkatkan kualitas SDM, maka harus dimulai sejak 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) seorang bayi. Pasalnya otak manusia diciptakan di rentang masa ini.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com