JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan, Surya Tjandra, mengatakan, penolakan Anies mengisi acara di Universitas Gadjah Mada mungkin karena ketakutan.
Ketakutan tersebut, kata Surya, berasal dari ketidaktahuan dan tidak mengenal Anies secara utuh dan melahirkan prasangka buruk.
"Ketakutan dan kekhawatiran biasanya berasal dari ketidaktahuan. Barangkali sebagian masih belum kenal Anies Baswedan yang sesungguhnya, jadi prasangka yang muncul," ucap Surya melalui pesan singkat, Senin (20/11/2023).
Baca juga: Disebut Tolak Anies Baswedan Jadi Pembicara, Rektorat UGM: Kamis Masih Cek
Surya pun menyarankan kepada seluruh masyarakat untuk mengenal semua calon presiden yang ada.
Dengan demikian, setiap pihak bisa lebih obyektif menilai posisi Anies dan bisa menentukan sikap ketika pemilihan berlangsung.
"Siapa pun pilihannya, saya kira kita butuh Anies Baswedan untuk membuat pilpres nanti lebih berkualitas. Situasi yang kian rumit dengan manuver kekuasaan yang membuat blunder, perlu dijawab dengan keberanian dari rakyat," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Anies sempat dijadwalkan menjadi pembicara kuliah umum di Auditorium MM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) di acara yang diselenggarakan Indonesia Future Stadium Generale, Jumat (17/11/2023).
Koordinator acara Indonesia Future Stadium Generale Muhammad Khalid mengatakan, kehadiran Anies dilarang oleh pihak yang mengatasnamakan rektorat.
Pemberitahuan itu pun dilayangkan satu hari sebelum acara melalui pesan WhatsApp.
Baca juga: Anies Minta Masyarakat Rasional dalam Memilih, Bandingkan Rekam Jejak Capres-Cawapres
Terkait hal ini, UGM mengaku masih melakukan pengecekan.
"Ada rekomendasi dari pengelola tempat yang tentu saja kampus UGM karena kita sifatnya menyewa tempat di sini. Rekomendasinya yaitu bahwa tidak menyarankan kehadiran tokoh ini, Bapak Anies Baswedan karena dianggap melekat dengan unsur-unsur politis di fase-fase saat ini," ungkap Khalid saat ditemui di Auditorium MM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Jumat (17/11/2023)
Sekretaris UGM Andi Sandi mengatakan masih mengecek informasi penolakan Anies tersebut.
"Kalau dikatakan itu tidak dapat izin dari rektorat, saya sampai sekarang itu masih tracking, ini diselenggarakan oleh UGM atau tidak," ungkapnya.
Andi menyampaikan, jika acara tersebut diselenggarakan oleh UGM maka sudah ada SOP. Sebab, UGM harus memisahkan kegiatan yang berbau kampanye dan tidak.
"Kalau ranah kampanye kami sudah punya SOP jadi kami yang harus mengundang, UGM yang harus mengundang. Nah, kalau dilihat dari sisi flyer-nya ini (acara ini) adalah diskusi ilmiah. Tetapi, kami masih cek dan menurut kami ini sangat memojokkan UGM. Itu dikatakan bahwa rektorat akan menolak, nah itu siapa orang yang di rektorat?" paparnya.
Baca juga: Soal Tekanan Kekuasaan, Muhaimin Singgung Anies yang Batal Isi Kuliah di UGM
Andi juga sudah menanyakan ke pimpinan rektorat UGM. Namun, tidak ada pimpinan rektorat yang mengirimkan pesan agar tidak menghadirkan Anies Baswedan sebagai pembicara.
"Saya sudah tanya ke Bu Rektor, saya tanya ke teman-teman wakil rektor, ini tidak ada yang memberikan statement ini," tegasnya.
Andi mengatakan, penyelenggaranya bukan dari MM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM. Jadi, penyelenggara acara hanya meminjam tempat di MM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.
"Karena kan prinsipnya mereka kan meminjam tempat, tetapi dengan adanya kehadiran Mas Anies di situ kita juga welcome-lah, wong itu rumahnya Mas Anies kok. Sepanjang itu tidak dalam positioning bahwa itu digunakan venue, dan saya tahu Mas Anies tidak mungkin mau melakukan itu di tempat-tempat yang tidak seharusnya, Dia juga akademisi kok," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.